Showing posts with label Budaya. Show all posts
Showing posts with label Budaya. Show all posts

Monday, April 16, 2012

Adat Naik Rumah Masyarakat Bugis-Makassar (Ade 'Mmenre' Bolana Tau Ugi'-mangkasara')

Adat Naik Rumah Masyarakat Bugis-Makassar (Ade'Mmenre' Bolana Tau Ugi'-mangkasara')

Oke cika' kali ini daeng ekky akan bagikan adat budaya naik rumah khas bugis-makassar,bagaimana adat bugis-makassar saat pertama kali nai atau memasuki rumah,beragam polemik dan pendapat mengenai hal ini cika' tap kali ini saya akan bagikan apa-apa saja yang orang bugis lakukan saat pertama kali menginjakkan kaki mereka ke dalam rumah baru mereka.

Langsung saja, untuk adat naik rumah dari masyarakat ini disebut masyarakat sekitar dengan nama MMenre' Bola atau  Nai' Balla', truz bagaimana adatnya,?? mari perhatikan artikel dibawah.


MMENRE' BOLA (NAI' BALLA')

masyarakat yang mengenal dengan nama mmenre'bola atau nai' balla' ini merupakan adat yang sebenarnya sudah melekat di adat bugis makassar sejak lalu,ada beberapa aktivitas atau hal yang masyarakat kerjakan pada ada'mmenre bola ini, oke berikut ini rangkaian acara ataupun ritualnya



1.Barzanji

Barzanji atau nyanyian,puji-pujian kepada Allah dan Nabi besar Muhammad SAW, untuk acara ini masyarakat sendiri menghdirkan para petua atau petinggi masyrakat ataupun para petinggi yang dianggap petinggi agama,selanjutnya para petinggi membaca dan mendo'akan rumah yang akan di masuki atau di tinggali dalam hal ini rumah baru, selanjutnya, para tamu atau para petinggi agama di sajikan kue dan minum.

2.Mappasili

selanjutnya pemilik rumah menyiapkan daun passili,daun khusus yang biasanya sengaja ditanam ataupun di simpan dan dibudidayakan oleh masyarakat, daun mappsili kemudian di taruh pada wajan yang berisi air atau wadah yang berisi air yang sebelumnya telah disiapkan atau di lafazkan bacaan tertentu (Baca-baca bugis makassar)

3. Putara' Mattuliling Bola (berputar mengelilingi rumah)

Setelah menyediakan daun Passili sang pemilik rumah  kemudian berjalan megitari rumah dan memercik-mercikkan air daun passili ke arah rumah atau dinding rumah.

4. Menre Bola

Mmenre bola adalah ritual selanjutnya yaitu para pemilik rumah,orang tua,ayah,ibu dan anak menaiki rumah dengan harapan yang baik,tenang,aman,dan sejahtera

5. Mappaluttu manu

Mappaluttu manu adalah ritual selanjutnya,setelah menaiki rumah,atau masuk ke dalam rumah ritual selanjutnya adalah menerbangkan ayam,ayam yang telah disiapkan sebelumnya akan diterbangkan dan barang siapa yang ada diatas rumah atau didalam rumah yang berhasil menangkapnya menjadi pemilik atau yang mendapatkannya, merupakan bentuk sumbangan sukarela dari pemilik rumah dengan harapan mendapat ridha allah.

6. Mappenre tau

Nah cika' acara inilah rangkaian kegiatan terakhirnya, yaitu mengundang sanak keluarga,tetangga maupun para masyarakat lainnya, untuk naik ke rumah dan disuguhkan kue dan minum teh,dari situ harapannya bisa membentuk keakraban dan sikap saling menghargai,dan menghormati terutama sang empunya rumah sebagai penghuni di tempat atau kampung yang baru.


dari acara dan rangkaian kegiatan itu maka menurut adat bugis makassar sah lah sepasang suami istri atau sebuah keluarga menempati rumah yang baru.

itu dia cika' adat naik rumah bugis-makassar semoga bisa menambah referensi kalian,menambah informasi,juga melestarikan adat budaya kita.

thanks,dan jangan lupa leave commentnya untuk penyempurnaan blog daeng ekky


Posted by : Muhammad Rezki Rasyak

Saturday, April 14, 2012

Musim Panen Padi Pangkep sukses (Anynyangki,Akkatto,Massangki) "kakkala' muri-murina pagalungna Pangkep,cawa-cawana pa'galungna Pangkep"

Musim Panen Padi Pangkep (Anynyangki,Akkatto,Massangki) "kakkala' muri-murina pagalungna Pangkep,cawa-cawana pagalung Pangkep"


Setelah beberapa waktu dalam perjalanan ke kampung halaman akhirnya sampai juga saya di kampung halaman Labakkang kabupaten Pangkep. pas sekali rasanya karena saat pulang kampung saya kali ini bertepatan dengan waktu musim panen padi di daerah Pangkep, Pangkep yang seakan hidup dengan hasil pertaniannya kini kembali menampakkan wajah berserinya setelah para petani memanen hasil tangan mereka,hasilkeringat mereka "pipiisi songo'na pagalung na pakokoa", "tetti na,lumpa puse'na pa'galunge".

Para petani nampak sangat bahagia karena hasil panen tahun ini lebih baikdibandingkan tahun sebelumnya,di tambah lagi sekarang petani pangkep telah mencanagkan dua kali panen tiap tahunnya, panen musim hujan dan panen musim kemarau (Galung bara' & Galung timoro') / (ma'galung timo' & ma'galung bare'), gluG br (glug brE) & gluG timoro (glug timo)





akan menjadi suatu hal yang sangat membanggakan tentunya jika nantinya bila panen musim kemarau juga bisa berhasil salah satu masyarakat Labakkang Pangkep daeng kio mengatakan : "anne panynyangkiang napakattoangnga wassele'na la'bi baji' nna panyangkiang taung riolo, bara' ngapaji salla' na gaba na wassele'na galung timoro' anne battua sallang baji'tong,nacanning nyawana ngaseng patani na pagalunga"

aen pNkiaG weseln lbi bji n pNkiaG riolow, br Gpji slG gb nweseln glu timoro aen btuw sl bji toGi n cni Nwn GesG ptnia n pgluG

"wassele'na iyye galungnge,galung sangkie le'bi makessing nawassele'na galung bare' taung rioloe, bara' magama matu namaccoe to makessing galung timo'e na macawa-cawa maneng pa' galungnge na pirasai nyamenna na tetti puse'na iyya napakewe ma' galung"

weseln iaiey glueG,glu sKiea elbi meksiGi nweseln glu ber tauG riaoloew.br mgm mtu nmcoew to meksiG gluG timoea n mcw-cw men pglueG npirsai Nemn etti puesn  aiy npekew mgluG.

daeng kio mengatakan bahwa panen musim penghujan tahun ini lebih baik dibandingkan panen musim penghujan tahun lalu dan harapan daeng kio agar panen musim kemarau juga akan menghasilkan gabah dan beras yang baik sama halnya dengan panen musim penghujan tahun ini,agar para petani dapat tersenyum bahagia menikmati tetes keringat,peluh dan rasa capek yang hilang dengan tidak sia-sia.




untuk persentase hasil pertanian padi pangkep sendiri belum selesai di rata-ratakan atau di akumulasikan,karena masih ada beberapa lahan dalam hal ini sawah yang belum panen,artinya dinas pertanian belum bisa mengkonstruksi atau menjumlahkan hasil panen tahun ini,harapan masyarakat semua tentunya agar pangkkep sebagai daerah teritorial pertanian dan penghasil gabah-beras yang baik dapat member kontribusi yang baik dan ikut mensukseskan swasembada beras dan menjadi cerminan suksesnya revolusi hijau.




yapz cayo selalu petani Pangkep, kalian adalah simbol kita semua, seperti kata saya di postingan sebelumnya pangkep besar karena petani dan petambaknya....!!

Akhir kata terima kasih dan salam sukses selalu untuk petani wanuatta,bori' mala'biritta butta Pangkep.


Posted By : Muhammad Rezki Rasyak

Tuesday, April 10, 2012

Nakke Pagalung, Pagalunna Butta Pangkaje'ne kepulauan.....!! (Saya Petani Pangkep)

Nakke Pagalung, Pagalunnna Butta Pangkaje'ne kepulauan.....!!


Petani, di kabupaten Pangkep jenis pekerjaan ini mungkin pekerjaan yang sangat populer di kabupaten Pangkep (Pangkajene Kepulauan), " ainek pglun pKejen", " i  nakke Pagalunna butta Pangkajene",itulah kata yang seakan menjadi semboyan para petani Pangkep, "pglu", "Pagalung" alias Petani seakan menjadi ikon kepribadian utama pangkep,tak ada rasa malu sedikitpun oleh sang petani untuk mengakui kepribadiannya sebagai seorang petani.

"Riolo pa na riolo nammenteng neneku anjari pagalung,kamma-kammanne inakke cucu,ana', kamanakang anjari pappilanju'na neneku ammentengi kala'biranna bone galung na kokongku". "Riaolo p nriaolo na emet enenku ajri pglu, n  kmkmen  nek cucu,an,kmnkG, ajri ppiljun enenku aPeaetGi klbirn boen glu n kokoku", 



"Sejak dahulu kala nenek dan para pendahulu masyarakat Pangkep adalah petani,sekarang kami 

anak,cucu,kemanakan,adalah generasi penerus para 

pendahulu,melanjutkan,melestarikan,meneruskan menggali dan memetik hasil sawah 

dan kebun kami".

Semboyan itu yang selalu melekat di tiap relung jiwa masyarakat Pangkep terutama para petani baik sawah maupun kebun,kini hal itu seakan benar-benar melekat,tiap pelajar jika memiliki ladang pertanian sehabis sekolah atau tiba musim tanam padi akan bergegas ke sawah atau ladang mereka masing-masing,bukan hanya itu sekarang juga banyak pegawai yang beraih pandangan atau melirik potensi itu,sekarang ada banyak pegawai baik negeri maupun swasta yang ikut mengolah atau sengaja membeli ladang maupun tambak untuk diolah,hal itu dikarenakan pemikiran seseorang jika memiliki ladang maupun sawah maka kebutuhan pangan akan tercukupi tidak lagi membeli beras,ataupun bahan makanan lainnya yang mereka olah.


Hal itu juga yang membuat pangkep sebagai salah satu daerah penghasil Pangan terutama padi maupun sayuran yang cukup terkenal di kalangan masyarakat sulawesi selatan.




Berikut ini statistik pertanian kabupaten Pangkep

Luas areal pertanian tanaman pangan (sawah) seluas 16.034 ha, terdiri dari sawah berpengairan tekhnis 6.025 ha. Setengah tekhnis 1.048 ha. Irigasi sederhana/desa 377 ha, pengairan non PU sebanyak 1.957 ha. Tanaman yang dibudidayakan antara lain, padi sawah dengan luas panen 19.247 ha dengan produksi 107.594 ha. Kacang tanah luas panen 1.251 ha produksi 1.816 ton. Tanaman lainnya yakni kacang kedelai, kacang hijau dan ketela.
Untuk jeruk yang merupakan potensi andalan di pangkep, cukup menggembirakan. Dua kecamatan central jeruk di pangkep yakni Marang dengan potensi areal 350 ha dengan jumlah 70.000 pohon dan kecamatan Labakkang sebanyak 170 ha dengan 34.000 pohon. Dalam tahun 2005 ini, sebanyak 2,5 juta jeruk di kirim ke Jakarta dan sekitarnya untuk di perdagangkan. Jumlah potensi jeruk pamelo sebanyak 787 ha dengan jumlah pohon 157.481 ha pohon.
Luas areal perkebunan 15.801,1 ha dari berbagai jenis tanaman antara lain, jeruk pamelo, kelapa, kapok, dan kopi. Serta tanaman andalan adalah jambu mente dengan luas areal tanaman 7.782 ha dan kelapa yang arealnya mencapai 4.670 ha. Jumlah produksinya mencapai 3.381 ton jambu mete dan 4.476 ton untuk kelapa (diambil dari situs resmi kabupaten Pangkep)

pcinin  bori mreaG meG ri pKejen nsb pglu,pgea,n ppeGPn"
"paccini'na bori' maraenga mange ri pangkaje'ne kepulauan nasaba' pagalung,pagae,napapangempanna",(Pangkep dilirik oleh derah-daerah lain karena petani,nelayan dan penambaknya)

Jayalah para petani Pangkep,kalian adalah salah satu simbol kehidupan masyarakat pangkep

"kualleang tallang natoalia"
kuwela tlG n towlia



Posted By: Muhammad Rezki Rasyak




Saturday, April 7, 2012

Je'ne-je'ne Sappara' ( Mandi safar)

Je'ne-je'ne Sappara' (Mandi Safar)

ejen-ejen spr 






Salah satu adat masyarakat di beberapa kota/kabupaten di sulawesi selatan adalah mandi safar atau yang orang lebih kenal dengan sebutan je'ne sappara,suatu adat budaya yang sebenarnya telah kurang di ekspos maupun dikerjakan,namun dibeberapa daerah budaya ini masih terjaga,sebut saja Je'neponto,Bone,dan Pangkep.


Mandi safar yang oleh masyarakat dinamakan je'ne sappara atau Cemme sappara' oleh orang bugis diyakini mereka dapat menolak bala, dan menghilangkan penyakit maupun sumber penyakit,yang menjangkiti masyarakat maupun penyakit yang akan datang nantinya.

Ada beberapa pendapat masyarakat tentang mandi safar ini salah satunya yang saya utarakan tadi.
Lebih dalam tentang mandi safar, manurut kepercayaan masyarakat pangkep bisa dilakukan,atau dijalankan dimana saja pada bulan safar,tapi yang paling baik menurut masyarakat adalah hari rabu, "allo araba" sahut salah satu masyarakat,untuk tempatnya terserah baik di pantai,pulau,rumah,meski dari air baskom sekalipun,semua tergantung niat dari seseorang yang akan menjalankannya,adapun untuk bacaannya ada bacaan khusus masyarakat namun dirahasiakan atau tidak dipublikasikan.

banyak orang yang menjalankan atau melaksanakan adat ini,bahkan beberapa orang touris pernah melaksanakannya, para turis terlihat sangat enjoy dan menghargai budaya kita ini, oleh karena itu sudah sepatutnya kita menjaga dan melindungi budaya kita ini.


Salam hangat untuk masyarakat dan mandi safar.....!

posted By : Muhammad Rezki Rasyak

Allo Pa' Maudukang (Esso Maudu')

HARI MAULID (Allo Pa' Maudukang (Esso Maudu')

alo maudu (easo maudu)

Lazimnya di tempat-tempat lain Masyarakat pangkep juga mengadakan hari maulid Nabi besar Muhammad SAW, uniknya sama dengan beberapa tempat di kota atau kabupaten lain di sulawesi selatan,masyarakat Pangkep juga masih menggunakan adat nenek-kakek atau orang-orang sebelumnya.
Di Labakkang misalnyya,daerah yang dikenal sebagai daerah penghasil Ikan bolu (bandeng) ini mengisi hari maulid dengan adat seperti biasanya dengan menggunakan Songkolo',Kaddo Minynyak,daging Ayam,doang (Udang) yang telah di goreng (doang sanggara),juku Bolu (ikan Bandeng) yang dibakar (juku ttunu),karoppo'(kerupuk),dan beberapa makanan kecil (Permen,biskuit,kue-kue (kkanrejawa)) serta atribut lainnya,seperti Bunga yang dibuat dari kertas dan hiasan-hiasan lainnya yang kemudian disatukan dan dihias segala macam rupa ddidalam Ember ataupun Baskom, hasilnya nanti itulah yang dinamakan dengan Baku',


Selanjutnya Baku' yang telah disusun dan di hias segala macam rupa kemudian oleh masing-masing masyarakat akan dibawa ke masjid terdekat atau masjid dikampung masing-masing,di dalam masjid selanjutnya panitia akan mencatat dan menyusun Baku'-Baku' di dalam masjid, diawali oleh pengajian dan sambutan dari berbagai elemen masyarakat,acara maulid dimasjid pun dimulai,para anak-anak dan masyarakat mengikuti semua acara dengan hikmat dan tenang.



tiba saatnya di penghujung Acara, diakhiri dengan Barzanji,dan pembagian Baku' atau Ember maulid, satu persatu nama masyarakat di panggil dan di bagikan Baku'maudu',panitia yang sebelumnya telah melepas kaca jendela masjid yang selajutnya di gunakan untuk pembagian baku' maudu',agar tidak saling himpit dan desak-desakan,tiap masyarakat mendapat satu baku' maulid meskipun dia memasukkan(mengumulkan) 2,34,atau lebih kepada panitia,namun tiap masyarakat yang memasukkan tetap mendapat satu Baku'.

"ikatte masyarakatka anrinni tenakkang ni pa'risi ati,napunna tasse're ji bage baku' battu rimasigika, se're bajao battu tammangkamo sukkurutta,namanna mamo biasa 3 iyareka 4 baku' ripantama rimasigika,nase'reji ammotore,namemang tujuanta appantama baku'rimasigika anjo tujuanta, bara'angngapai kodong napirasai tongi sar'battang maraengang te'ne jannana aloo pa'mudukanna pangngulunta Muhammad SAW".

"Kami tidak pernah merasa sakit hati,ataupun iri,cemburu atau yang lainnya,meski kami mengumpulkan 3 atau 4 ember mauld (Baku'),satau telurpun tak apa kami sangat bersyukur untuk itu, dan yang kembali dari masjid hanya satu ember,itu merupakan hal yang kami syukuri,justru itulah harapan kami,yaitu berbagi untuk masyarakat yang kurang mampu dan masyarakat lainnya agar merasakan kebahagiaan yang sama dengan kami dihari maulid ini." (rasyiid,warga kampung beru Labakkang)




itulah adat Pangkep,adat labkkang khusunya,yang perlu diambil sebagai pedoman adalah rasa persaudaraan,bijaksana,saling menghargai,dan mau untuk berbagi,itu pesan utama yang sebenarnya tersirat dari adat masyarakat,yang patut dijaga kelestarian dan regenerasinya

tentunya untuk memperkuat dan menambahnkeyakinankita terhadap sang pencipta dan pangngulu atau Nabi kita Muhammad SAW

-memperkuat nilai ukhuwah dan islami

-silaturrahmi dan saling berbagi sesama sesuai perintah Allah

-penjagaan dan pelestarian adat yang masih terjaga





Salam manis untuk masyarakat Labakkang

posted By : Muhammad Rezki Rasyak






Monday, March 26, 2012

Mappalili adat Pangkep

Mappalili Tanda Permulaan Musim Tanam 

 

ini dia satu budaya kita lagi dr Pangkep Sul-Sel, ade'-budayata' maneng sappo, parellu riita,rijagai,nari pakessingi ampe-ampeta' maneng laori ade'ta

MAPPALILI

 Acara adat sebagai suatu kekayaan budaya dan tradisi tetap dipertahankan di bagian wilayah Sulawesi Selatan untuk mengawali musim.

Acara adat "Mappalili" yang dipimpin Bissu atau Puang Matoa menandai permulaan musim tanam di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

"Upacara adat yang dilakukan turun-temurun diyakini masyarakat setempat sebagai pedoman bagi petani untuk memulai musim tanam padi," kata Bissu Puang Saidi yang juga ketua adat di rumah adat Arajang Segeri, Kabupaten Pangkep, .

Dia mengatakan, ketika pemerintahan dipegang oleh raja pada zaman prasejarah, bissu dipercayakan menjadi pemimpin upaca adat tersebut, termasuk menentukan penetapan hari pelaksanaannya.

Namun seiring perubahan sistem pemerintahan, penetapan hari H upacara adat itu sudah mendapat campur tangan pihak pemerintah.



Setelah ada usulan penetapan Mappalili, lanjut Bissu, pihaknya masih menunggu kesiapan pejabat pemerintah mulai lurah, camat hingga bupati untuk hadir pada kegiatan ritual prosesi tanam padi pada musim hujan yang dilakukan sekali setahun.

Lebih jauh dia mengatakan, setelah acara Mappalili digelar oleh pihak bissu Kerajaan Segeri, masyarakat setempat barulah menanam padi di sawah. Hal itu sudah turun-temurun dilakukan.

"Masyarakat meyakini itu. Kalau ada yang melanggar atau mendahului menanam padi sebelum acara adat digelar, biasanya mendapat bala atau tanamannya puso," imbuh sekretaris panitia acara Mappalili Muh Arifin Mude.

Acara adat Mappalili yang digelar selama tiga hari mulai 14 - 16 November 2010, diawali dengan acara "atteddu arajang" atau membangunkan alat pembajak yang bertuah, kemudian "arajang ri'alu" atau mengarak pembajak sawah keliling kampung diiringi musik tradisional dan pemangku adat yang menggunakan baju adat.

Puncak acara pada hari ketiga yakni "majjori" atau memulai membajak sawah peninggalan Kerajaan Segeri. Acara tersebut tak kalah meriahnya dengan dua acara sebelumnya. Karena setelah prosesi majjori itu dilakukan, diikuti acara siram-siraman air sebagai bentuk suka-cita oleh pemangku adat dan masyarakat setempat.




MUHAMMAD REZKI RASYAK