Mappadendang (“mpedd”) Budaya Pangkep
Halo cikali apa kareba ??, wah jumpa lagi nieh dengan blognya daeng ekky !
oke Cika' langsung saja, kali ini daeng ekky akan bahas satu dari sekian budaya Pangkep
"Tarian Mappadendang" (“mpedd”)
Mappa dendang berarti harmonisasi bunyi atau ketukan,nah kenapa kemudian disebut mappadendang, itu di karenakan benturan atau suara ketukan antara kayu Penumbuk yang disebut Alu (Alu-alu) (alu)
selanjutnya kapan Mappadendang dilaksanakan atau diadakan ??
sekedar informasi cikali mappadendang sebenarnya bukan hanya
dikenal di daerah Kalabbirang. Di sejumlah tempat yang penduduknya bergantung
dari hasil usaha bertani umumnya mengenal ritual bercocok tanam. Mulai dari
turun ke sawah, membajak "Appajeko" (apejko)
("Appajeko Tedong",membajak dengan kerbau)
Dan ketika panen tiba yang kita kenal dengan akkatto atau anynyangki, digelarlah katto boko, ritual panen raya yang
biasanya diiringi dengan kelong pare. Setelah melalui rangkaian ritual itu
barulah dilaksanakan Mapadendang. Di Makassar dan sekitarnya ritual ini dikenal
dengan appadekko, yang berarti adengka ase lolo, kegiatan menumbuk padi muda.
Appadekko dan Mappadendang konon memang berawal dari aktifitas ini.
"Ase ampatallasaki tau a "
”aes aPtlski tauw”
A"Ase Mappatuoi Tauwe"
“aes mp tuwoai tauew”
artinya : "Padilah yang membuat manusia atau orang-orang hidup,semboyan masyarakat pangkaje'ne kepulauan"
Namun sejak dicanagkannya intensifikasi pertanian 30 tahun lalu, beberapa aktivitas dan kegiatan budaya sekarang berkurang dan nyaris lenyap,itu karena sekarang modernisasi sudah melanda "pajjeko tedong" alias membajak dengan kerbau sekarang sudah tidak ada, anynyangki dan akkatto sekarang sudah tidak tradisional namun sudah menggunakan mesin, akibatnya budaya dan aktivitas masyarakat ikut berubah global,selanjutnya hilanglah budaya kita wahai saudaraku, nah sekarang tugas pemerintah dan generasi muda adalah bagaimana menghidupkan dan meregenerasi kembali budaya-budaya kita itu,sebab kalau bukan kita siapa lagi cika' ??
“pun etaai
ket nai pea”
"Punna teai katte nai paeng"
“nko tnia
aidi aig pea”
"Nakko tania idi' iga Pae"
Kalau bukan kita siapa lagi ??
MARI HIDUPKAN BUDAYA KITA LAGI
Salam Budaya dari Daeng ekky
Posted By : Muhammad Rezki rasyak
No comments:
Write comments