Thursday, April 12, 2012

RELEVANSI PENDIDIKAN DI SULAWESI SELATAN ( ETIKA DAN KEPRIBADIAN )

Potret Gambaran
RELEVANSI PENDIDIKAN DI SULAWESI SELATAN



 para pemuda yang seharusnya bertugas sebagai penerus justru termakan dan terprofokasi oleh ajakan dan omongan semu dari pihak yang menginginkan perpechan,pertanyaan selanjutnya muncul bagaimana mencegah penyimpangan tersebut dan bagaimana pula mengerosi perilaku menyimpang tersebut,bagaimana tingkat pendidikan kita sekarang terkhusus di Sulawesi-selatan.




PENDAHULUAN
BAB 1
1.1  Latar Belakang.
Pentingnya pendidikan sebagai kegiatan yang menentukan kualitas hidup seseorang atau bangsa sudah menjadi kebutuhan mutlak
Pentingnya pendidikan sebagai kegiatan yang menentukan kualitas hidup seseorang atau bangsa sudah menjadi kebutuhan mutlak. Karena itu pendidikan harus dilakukan secara sadar melalui sebuah kesengajaan yang terencana dan terorganisir dengan baik. Semua demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan sasaran lain meliputi obyek peserta, sarana dan prasarana penunjang pendidikan yang lain.
Tujuan Pendidikan
Konferensi Internasional I tentang pendidikan (Islam) di Makkah merumuskan tujuan pendidikan, antara lain sebagai berikut:
“Education should aim at the balanced growth of the total personality of man, through the training of man’s spirit, intellect the rational itself , feelings and bodily senses — both individually and collectively and motivate all these aspect toward goodness and attainment of perfection — these at complete submission to Allah on the level of the individual, community at large —,’ menumbuhkan kepribadian manusia secara totalitas mencakup seperti semangat, kecerdasan, perasaan dan sebagainya, baik dalam kehidupan pribadi dan, masyarakatnya untuk melakukan kebaikan dan kesempurnaan, serta dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT, melalui tindakan pribadi, masyarakat maupun kemanusiaan secara luas’.
Secara umum tujuan pendidikan harus melahirkan orang-orang yang memiliki kecerdasan (dalam pengertian luas) sehingga menumbuhkan dan menciptakan manusia-manusia yang memiliki kepribadian secara utuh, akhlak dan intelektual.
Kecerdasan ini meliputi intelektualitas sebagai manusia. Cerdas emosional dan spiritual. Kesalehan kepribadiannya menjadi agen-agen sosial yang siap berubah dan mampu mengubah sekitar lingkungannya. Kecerdasan ini ditandai dengan beberapa indikasi antara lain:
Kecerdasan intelektual meliputi:
1. Mampu berfikir secara sistematis. Dahulu ketika masih duduk di bangku SMP atau SMU, guru di sekolah mengajarkan dengan metode ilmiyah. Itulah sesungguhnya fungsi itu, melatih dan membiasakan otak untuk berpikir step by step. Dalam menanggapi satu masalah.
2. Mampu memahami dan menganalisa serta mencarikan jalan keluar terhadap suatu permasalahan
3. Memiliki kekuatan berfikir untuk selalu berpihak pada yang baik dan benar
4. Pikirannya selalu terbuka untuk menerima berbagai macam informasi
5. Selalu siap belajar kepada setiap orang
6. Dan lain-lain
Kecerdasan intelektual tak akan berarti, tanpa adanya kecerdasan emosional yang dimiliki oleh seseorang. Kecerdasan emosional atau lazim disebut EQ, diantaranya, Memiliki kemampuan mengendalikan diri, sabar, ulet, tabah dan tahan uji dalam menghadapi berbagai tantangan, toleransi dalam menghadapi berbagai perbedaan.

ABSTRAK

REZKI RASYAK  “Relevansi pendidikan etika dan moral yang ada di Sulawesi selatan”.  
(Di bimbing oleh   Nurul kusuma wardany )
Penyimpangan sosial,fenomena yang senantiasa terjadi disetiap waktu dibelahan bumi manapun,di Makassar Sulawesi selatan khususnya menjadi hal yang sanagat lumrah ketika terjadi penyimpangan sosial, penggambaran atau explain yang seharusnya digunakan untuk mendidik dari berbagai media justru kini kea rah yang salah dan berevolusi menjadi penyimpangan terkhusus yang disaksikan langsung dengan visual kasus yang sangat sering berhembus di public Sulawesi selatan.
Selanjutnya para pemuda yang seharusnya bertugas sebagai penerus justru termakan dan terprofokasi oleh ajakan dan omongan semu dari pihak yang menginginkan perpechan,pertanyaan selanjutnya muncul bagaimana mencegah penyimpangan tersebut dan bagaimana pula mengerosi perilaku menyimpang tersebut,bagaimana tingkat pendidikan kita sekarang terkhusus di Sulawesi-selatan.
Penelitin in bertujuan menggali dan mendapatkan informasi yang mendalam tentang (1) penyimpangan  dan proses pembentukan konsep diri , (2) bagaiman peran media dan visual dalam konstruksi dan pembangunan karakter kea rah yang lebih relevan, (3) Peran para pendidik dan elit masyarakat dalam proses pembentukan karakter siswa. (4) Pemikiran tentang penyimpangan sosial serta imajinasi yang baik kedepannya, (5) proses rekonstruksi dan upaya saya dan pemerintah untuk kedepannya.



Untuk jenis penelitian adalah penelitian struktur dan kuantitatif dengan menggunakan metodologi fenomenologi-humanistik,yakni pengungkapan secara mendalam pada proses konstruksi penyimpangan sosial.Dalam pengumpulan datanya,peneliti bertindak selaku instrument dan media penelitian.
Data dikumpulkan meliputi : (1) abstrakisme dan penggambaran para masyarakat tentang kasus penyimpangan sosial, (2) proses konstruksi (pembangunan karakter) yang dilakukan oleh media massa terutama visual dan literature langsung dari lapangan maupun dari website elktronik yang saya akses sehubungan dengan penyimpangan, (3) upaya pengekspresian atau penceritaan kembali histori terjadinya penyimpangan.Data tersebut diperoleh melalui dua sumber data,yakni dokumen dan informan.Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui metode wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah.Data selanjutnya  dianalisis dengan menggunakan teknik analisis eksploratif (analisis data lapangan).
pada akhirnya setiap penyimpangan memiliki latar belakang khusus mengapa dilakukan,baik dalam pendidikan maupun masyarakat luas.

ASPEK NEGATIF
PENGGAMBARAN ETIKA MORAL  DALAM LINKUP PENDIDIKAN DI SULAWESI SELATAN


MAKASSAR, FAJAR -- Aksi tawuran antarpelajar pecah di Makassar, Selasa siang, 20 September 2011. Tawuran pelajar ini melibatkan pelajar dari tiga sekolah, masing-masing SMKN 3 Makassar, SMAN 8 Makassar, dan SMAN 11 Makassar.

Puluhan pelajar dari tiga sekolah tersebut tawuran di Jalan Baji Gau, Makassar. Informasi yang diperoleh menyebutkan, tawuran berlangsung saat puluhan puluhan siswa SMKN 3 Makassar yang mengendarai sepeda motor, menyerang siswa SMAN 8 Makassar di Jalan Baji Gau. Mereka menyerang menggunakan batu dan balok.

Tidak terima diserang, puluhan siswa SMAN 8 serta didukung warga sekitar membalas dengan melempari penyerang. Aksi saling lempar batu pun tidak terhindarkan. Selama beberapa saat saling serang, siswa SMKN 3 akhirnya mundur.

Para siswa SMKN 3 ini melarikan diri ke depan SMAN 11 di Jalan Mappaouddang. Letak SMAN 11 dan SMAN 8 memang tidak berjauhan. Siswa SMAN 8 dibantu warga pun melakukan penyerangan ke sekolah tersebut. Aksi saling lempar kembali terjadi dan melibatkan pelajar dari tiga sekolah.

Saat siswa SMAN 8 menyerang ke SMAN 11 setelah jam pelajaran usai. Lantaran diserang tiba-tiba, sejumlah siswa SMAN 8 dilaporkan terluka terkena lemparan batu.

Salah seorang warga di sekitar SMAN 11 bernama Andi Panawang mengatakan, penyerangan ke SMAN 11 itu dilakukan siswa SMAN 8 karena menduga siswa yang menyerangnya adalah dari sekolah itu. "Aksi saling lempar baru bubar setelah polisi tiba di lokasi, sementara siswa SMKN 3 lebih awal kabur," kata Panawang.

Kepala Polsekta Tamalate, AKP Agung Setio Wahyudi, membenarkan tawuran antarpelajar tersebut. Kendati ada siswa yang sempat terkena lemparan batu, namun Agung memastikan tidak ada yang dilarikan ke rumah sakit. (sah/yun)
Dikutip dari FAJAR
Pendapat: Setelah membaca berita diatas kita dapat melihat tingkat pendidikan di Sulawesi selatan masih perlu di benahi terutama di makassar keadaan ini dapat kita saksikan sendiri pada media massa,baik visual maupun cetak yang membahas tawuran, menurut informasi di bawah ini, masih banyak hal-hal yang perlu ditingkatkan bukan hanya dalam sektor pendidikan namun sarana dan prasarana juga.adalah suatu hal yang baik jika diremukkan secara bersama dalam suatu forum tidak mesti dilampiaskan dengan tawuran.

Tingkat Pendidikan
Gambaran kondisi pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan yang akan ditampilkan pada tingkat pendidikan ini berupa kemampuan baca tulis, tingkat partisipasi pendidikan, persentase jenjang pendidikan yang ditamatkan, rasio penduduk yang putus sekolah.
Kemampuan Baca Tulis
Secara nasional persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin sebanyak 90,07%. Sedangkan mereka yang dapat membaca huruf lainnya sebanyak 0,87% dan yang buta huruf sebanyak 9,07%. Di perdesaan, penduduk yang buta huruf lebih banyak dibanding di perkotaan (12,16% berbanding 4,91%). Persentase penduduk yang buta huruf pada perempuan, yaitu sebesar 12,28% lebih tinggi dibanding pada laki-laki yang hanya sebesar 5,84%. Provinsi dengan persentase penduduk dengan angka buta huruf tertinggi adalah Papua yaitu sebesar 23,39%, menyusul NTB (21,31%) dan Jawa Timur (15,03%), sedangkan yang terendah adalah Provinsi Sulawesi Utara (0,99%), menyusul DKI Jakarta (1,47%) dan Maluku (2,56%).
Angka melek huruf (AMH) penduduk usia 10 tahun keatas  di Sulawesi Selatan sekitar 86,39. Angka tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2000 yaitu 84,53. Terjadinya penurunan angka melek huruf dari tahun 2000 yang mencapai 84,53 ke tahun 2001 dengan angka 83,55, atau turun sebanyak 2,12. Penyebabnya diduga masih merupakan pengaruh dari krisis ekonomi tahun 1998 yang pengaruhnya baru kelihatan pada tahun 2001. Tahun 2002 AMH masih stagnan di 83,55 yang sekaligus menjadi masa pemulihan keberdayaan masyarakat dari krisis, kemudian tahun berikutnya (2003) AMH 85,02 yang berarti sudah mengalami peningkatan dari  tahun 2002.
SMAN 2 Pangkajene
Membuat sekolah memiliki nama besar harus dibangun dari siswa yang disiplin dan tenaga pendidik berkualitas. Motto itulah yang diterapkan para pendidik untuk menjadikan sekolahnya menorehkan sejumlah prestasi SMAN 2 Pangkajene Unggulan Kabupaten Pangkep.

Usia yang muda, bukan berarti kalah dalam hal pengalaman. Sejak berdiri 2009 lalu, SMAN 2 sudah mengukir berbagai prestasi dalam ajang bergengsi seperti. Peringkat Umum OSN Biologi Tingkat Propinsi 2010, Peringkat Terbaik Geo Sains Kabupaten 2010, dan peringkat Umum OSN Kimia Tingkat Propinsi.

Menginjak tahun 2011, kembali lagi SMAN ini menelurkan prestasi. Juara I Lomba English Quiz Tingkat SMA se-Sulsel & Barat, Juara I Lomba Biologi Tingkat SMA se-Sulsel, serta Juara I Lomba Matematika Tingkat SMA se-Kab Pangkep. Prestasi ini membuat SMAN 2 Pangkajene eksis di mana-mana.

Untuk meraih itu semua, Kepala Sekolah Firdaus A Noor  menerapkan sistem yang tidak meninggalkan nilai moral. Hal ini, dibuktikan melalui program salat Dhuha yang rutin dilakukan tiap harinya. Tak ketinggalan juga, praktik demi meningkatkan kepercayaan diri siswa pun diajarkan secara terus-menerus.

Usai salat Dhuha, siswa mendengarkan ceramah yang dibawakan langsung murid SMAN 2 Pangkajene. Satu hal menarik lainnya adalah sekolah yang membina 204 siswa ini, memperkenalkan istilah Guru Menjemput. Sebelum masuk ke halaman sekolah, para guru berjejer di gerbang sekolah. Kebiasaan ini dilakukan agar, para guru bisa mengontrol siswanya dengan cermat. Setiap pagi, bisa disaksikan adegan salam sebagai pembuka silahturahmi antara guru dan murid.

Muatan belajar yang padat pun menjadi ciri khas dari sekolah ini. Sepulang sekolah, siswa SMAN 2 Pangkajene dibina dengan berbagai menu ekstrakurikuler. "Masing-masing siswa memiliki bakat. Dan kami, membantu mengeksplor bakat tersebut. Ruang ekstrakurikuler lengkap dengan sarananya diberikan kepada masing-masing organisasi," jelas Firdaus.

Kebanggaan Firdaus pun diikuti dengan kepuasaan dari siswanya. Sarana yang memadai menjadi penunjang utama dalam berkreatifitas. Lab MIPA, Lab Komputer, Ruang Aula, Perpustakaan lengkap Hot Spot, serta asrama, ada di SMAN ini.

Yups, SMAN 2 Pangkajene, ternyata mengusung boarding school di awal kelahiran mereka. Tepat di belakang halaman sekolah, berjejer asrama yang diperuntukkan bagi siswa di luar Kabupaten Pangkep. Asrama ini pun menjadi target khusus bagi segenap keluarga besar SMAN 2 Pangkajene. "Kami berharap, di tahun mendatang. SMA ini sudah siap dengan program boarding school," harap Firdaus.  

Dalam seleksi, sekolah ini menerapkan sistem serba sehari. Mulai sari tes tertulis maupun wawancara hanya dilakukan sehari. Pengumuman kelulusan pun langsung di umumkan hari itu juga.

Momen itu memang menjadi penentu bagi setiap siswa baru yang ingin bergabung di sekolah ini. Di samping itu, dalam menguji siswa baru, orangtua murid pun wajib hadir. "Itu sebagai support bagi anak mereka karena usai mengerjakan soal tes. Pengumuman kelulusan langsung diumumkan pada hari itu juga," tambah Firdaus yang menghabiskan pendidikan S2-nya, Universitas Indonesia Timur, Makassar.

Dalam program tahunan SMAN 2 Pangkajene, tersedia program Guru Favorit. Dan tahun ini, yang berhasil menjadi guru favorit pilihan siswa yakni Suparman.

Dengan rendah hati, Suparman mengatakan, semua guru di SMAN 2 Pangkajene, favorit. "Tinggal proses managemennya saja karena kini, sistem pembelajaran tidak harus kaku. Guru harus bisa terbuka terhadap berbagai perkembangan positif siswanya, dan juga wajib menjadi teman bagi siswanya," cetus Suparman selaku guru Biologi. (Titi Atirah)

PENDAPAT : Sulawesi selatan tidak hanya bisaanda gambarkan dengan segala macam aspek negatifnya namun diluar dari hal itu Sulawesi selatan telah menjadi provisnsi percontohan diindonesia untuk pendidikannya,artikel diatas merupakan suatu bukti bagaimana keadaan pendidikan yang berlatar positif,

3 poin pendapat anak didik :
Nama: A. Rakhmat Taufiq
E-Mail:
taufiq_smart@internux.web.id
Saya dari Walikukun 109, Makassar, kec.Panakukang dan saya 15 [ P ].
Sekolah saya: SMUN 17 Makassar
Di daerah: Sunu no.11, makassar, kec.tallo
Propinsi : Sulawesi selatan
Hobi saya: membaca apa saja, nonton TV, main teater
Saran: Sebaiknya jmlh pelajaran yang ada dalam kurikulum sekarang dapat dikurangi. mengingat daya serap seorang siswa terbatas. kalau bisa kita boleh memilih pelajaran apa saaja yg mau kita pelajari.
Tanggal: 29/01/2004

Nama: jimmy brian mulya purnama rekso
E-Mail:
jimmy_rekso@telkom.net
Saya dari Jl.datumuseng 1/21. MAKASSAR dan saya 15 [ p ].
Sekolah saya: SMADA MAKASSAR (Kelas 1.9)
Di daerah: JL baji gau .MAKASSAR
Propinsi : Sulawesi selatan
Hobi saya: musik,chating,renang,aktif dalam organisasi sekolah.
Saran: saya menyarankan agar guru-guru supaya mengajar dengan tidak menggunakan kekerasan.
Tanggal: 21/07/2004

Nama: santo dendang
E-Mail:
san03mks@internux.web.id
Saya dari makassar dan saya 16 [ p ].
Sekolah saya: smu 3 makassar
Di daerah: makassar
Propinsi : sulawesi selatan
Hobi saya: main komputer (internet), sepak bola dan tenis meja
Saran:
1) penerapan dari kurikulum baru (KBK) yang tidak sesuai dengan tujuannya dan masih mengacu pada kurikulum lama (1994)
2) cara mengajar guru yang sering berceramah dan berpidato sehingga membuat siswa(i) mengantuk
3) keputusan guru yang tidak dapat diganggu gugat (walaupun penjelasanya salah)
4) keharusan membeli buku yang sangat mahal dan isinya belum memenuhi syarat (mahal dan kurang berbobot)
5) iuran sekolah dan PTN yang sangat mahal
6) pemerintah yang hanya menargetkan untuk peningkatan mutu pendidikan tetapi realisasinya tidak ada
7) pergantian kurikulum yang sangat cepat tanpa hasil yang memuaskan
8) pihak sekolah yang lebih mementingkan siswa(i) yang memiliki penghasilan tinggi


3 pendapat pendidik

Nama: Muh. Haddika S.Pd
Mata Pelajaran yang di ajarkan: Bahasa Inggris, Sejarah, PPKn dan Komputer
E-Mail:
haddika_muh@yahoo.com
Saya dari Jl.Garuda No. 5 Pangkajene Sidrap Sulawesi Selatan dan saya 33 [ P ].
Sekolah saya: SMP Negeri 1 Pangsid - Sidrap
Di daerah: Jl .Andi Haseng No.2 Pangkajene - Sidrap
Propinsi: Sulawesi Selatan
Homepage sekolah: http://
Saran: Yth :
(1).Diusulkan semua sekolah (SMP/SMA) umum kiranya allokasi waktu untuk jam pelajaran UAN dipadatkan.
(2). Sekolah didaerah kiranya mata pelajaran muatan lokal (bhs.daerah) dikurangi, karena dipelajari secara tdk sengaja dilingkungan. Kekurangan anak-anak dlm berdiskusi dlm kelas karena banyaknya memakai bhs daerah, sehingga bhs Indonesia masih sukar dikeluarkan.
Terima kasih.
Tanggal: 16/may/2004

Nama: Abdul Haris, ST, S.Pd.
Mata Pelajaran yang di ajarkan: Fisika, Tek.Informasi & Komunikasi
E-Mail:
chemical_arisen@yahoo.co.id
Saya dari Jl. Poros Mks-Pare Km.68 Kab. Pangkep dan saya 31 [ P ].
Sekolah saya: SMP Negeri 1 Liukang Tangaya
Di daerah: Jl. Pendidikan No. 1 Pulau Sapuka Kec. Lk. Tangaya
Propinsi: Sulawesi Selatan
Homepage sekolah:
http://
Saran: Saya Sangat Mengharapkan setiap sekolah memiliki fas.Internet agar pengetahuan guru & siswa (jajaran sekolah) lebih Up Date, karena perkembangan teknologi & informasi dewasa ini sangat penting...(Bila ingin menguasai DUNIA maka KUASAILAH

Nama: Nur Laely Basir
Mata Pelajaran yang di ajarkan: Bahasa Inggris
E-Mail:
lelymatong@yahoo.com
nlbas1@student.monash.edu.au
Saya dari Makassar dan saya 31 [ w ].
Sekolah saya: SLTP Negeri 13
Di daerah: Makassar
Propinsi: Sulawesi Selatan
Homepage sekolah: http://
Saran: Saat ini saya sedang belajar di Monash Uni (Master of Education in TESOL International) Victoria, Australia. Tujuan saya semata-mata untuk pengembangan pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris di SLTP, khususnya di kota tempat saya mengajar.
Saya sangat senang menemukan URL ini yang memungkinkan saya berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan teman2 lain yang seprofesi mengingat terbatasnya informasi ttg subjek saya dari Indonesia
.
Tanggal: 26/03/2002





 

65 Persen Remaja Makassar Tidak Perawan Lagi !

Metpo Management melakukan survei tentang perilaku remaja Kota Makassar, hasil surveinya sebagian besar remaja di Makasar telah melakukan hubungan suami istri. Metpo Management merupakan lembaga training motivasi di Makassar.

"Kalau menurut survei BKKBN Sulsel mengatakan 65 persen remaja di Sulsel sudah melakukan. Selain itu, kami telah melakukan survei sendiri terhadap 100 orang sampel remaja diMakassar dengan menggunakan metode acak. Hasilnya mereka mengatakan sudah tidak virgin lagi dengan beberapa alasan," ujar Direktur MetpoManagement Akbar Amir MPd kepada Tribun, di sela-sela Motivator Training bersama pelajar, mahasiswa, di Panti Asuhan Ummu Aimin, Jl Beruang, Makassar.

Akbar mengatakan, 100 orang sampel ini merupakan pelajar dan mahasiswa sejal Januari lalu. Hasilnya 80 persen remaja melakukan atas dasar suka sama suka, 10 persen yang melakukan karena tidak mau dikatakan kuper (kurang pergaulan), dan 10 persennya lagi melakukan karena atas dasar sayang kepada sang pacar. "Ini memprihatinkan sekali," ujar Akbar yang juga alumnus Pascasarjana UNM.

Perilaku dan gaya hidup remaja yang meresahkan orangtua dan moralis ini sekaligus mengkonfirmasikan kelakar di kalangan remaja gaul, "hari gini masih perawan." Olehnya itu, Akbar berharap remajaMakassar lebih banyak melakukan kegitan positif. Misalnya memperbaiki ahlak dan perbanyak ibadah. Ini merupakan training kedua yang digelar selama bulan Ramadan. Sebelumnya Metpo Management juga melakukan training motivasi di PSK Mattirodeceng Makassar. Pada training kali ini Metpo memfokuskan pada motivasi pendidikan yang melibatkan pelajar, dan mahasiswa se-Makassar.

Bagaimana baiknya untuk pencegahan dan penanggulangannya :
Peran Sentral Agama dan Keluarga
TRAINING Motivasi merupakan langkah Metpo Management untuk mengubah pola pikirnya. Misalnya saja untuk pelajar atau mahasiswa saat menempuh pendidikan. "Sekarang sebagian besar orientasinya adalah mendapatkan nilai bagus, mereka lupa tujuan belajar bukan nilai tinggi semata," tambanya.

Training Motivasi ini Akbar memberikan motovasi pendidikan, dan mengubah pola pikir remaja dan dan pribadi yang mandiri tanpa bantuan orang lain. "Caranya adalah mengubah positif tingking menjadi positif felling. Postif tingking ini ternyata 75 persen adalah emosi dan nafsu sehingga hasilnya tidak bagus. Sementara jika kita menggunakan positif felling yang kita gunakan adalah hati dan perasaan. Inilah peran agama dan keluarga " jelasnya.



Penderita HIV/AIDS Bertambah, Alokasi Anggaran Dikurangi
Tribun Timur - Senin, 5 Desember 2011 20:53 WITA


MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Alokasi anggaran untuk Biro Napza HIV/AIDS mengalami penurunan drastis di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pokok 2012.  Sementara jumlah penderita bertambah menjadi 800 orang yang tersebar di hampir semua kabupaten/kota, khususnya di Makassar.

Sesuai Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara  (PPAS) APBD 2012, Biro Napza hanya dialokasikan Rp 2,7 miliar, atau turun sekitar Rp2 miliar dari anggaran tahun ini (2011), yakni Rp 5,2 miliar.

Terkait penurunan tersebut, Kepala Biro Penanggulangan Narkotika Psitropika Zat Aditif  (Napza) dan HIV/AIDS Sulsel, Sri Endang Sukarsi mengaku bisa memahami, karena di tahun depan ada alokasi anggaran ke sektor lain yang membutuhkan dana tidak sedikit. Seperti dana Pilkada Gubernur Sulsel sekitar Rp 225 miliar yang dimasukkan di dana tak disangka.

"Dengan berkurangnya anggaran, tentu beberapa program kita minimalkan, biar tetap jalan. Tidak semua penyelesaiannya harus menggunakan uang," kata  Sri saat ditemui usai menghadiri rapat evaluasi dengan Komisi E di Lantai II Gedung Tower DPRD Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Senin (5/12)

Sri menyebutkan, dengan penambahan penderita HIV/AIDS tersebut, maka jumlah keseluruhan sudah mencapai 4.908 orang selama kurun waktu 10 tahun terakhir.

"Ini data hingga September 2011. Dan tentu masih memungkinkan bertambah, karena terus dilakukan pendataan,"jelas Sri.

Menurutnya, penderita HIV/AIDS tersebut, sebagian sudah ditangani langsung bekerjasama dengan masing-masing pemerintah kabupaten/kota. Hanya saja, pihaknya belum merinci secara detail, mengenai penderita di setiap daerah.

"Pastinya program sosialisasi kita jalan terus, termasuk kita siapkan program khusus di 2012 mendatang. Nanti kami sampaikan program baru, termasuk antisipasinya," tambah Sri.

Penderita HIV/AIDS didominasi usia produktif, yakni 14-21 tahun.  Saat ini, Sulsel berada di peringkat 7 nasional dari jumlah penderita HIV/AIDS. Jika sebelumnya kebanyakan di Makassar, maka penderita sudah menyebar ke hampir semua pelosok daerah di Sulsel.

Penularan virus mematikan ini, banyak disebabkan oleh prilaku seks bebas, dan penggunaan narkotika di kalangan remaja, serta jarum suntik. Bahkan, di salah satu perkampungan di perbatasan Kabupaten Bone, dan Kabupaten Soppeng, ada tujuh penderita HIV/AIDS atau Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dari kalangan remaja yang diisolasi oleh keluarga dan lingkungannya.(*/tribun-timur.com)

Penyebab Penyimpangan Perilaku Seksual ( latar belakang )
BERDASARKAN HASIL SURVEI LAPANGAN :

-          ajakan pasangan ataupun teman  (para pelajar remaja SMA  di pare-pare)
-          terpengaruh video,suara maupun gambar (dikutip dari pembicaraan/interview penulis dengan beberapa pemuda yang pernah melakukan prilaku menyimpang dengan pasangan di MAKASSAR)
-          rangsangan dari dalam diri (birahi) yang tak terkendali (ungkap para pekerja malam di jalan nusantara Makassar)


Untuk mencapai dan mengikis perilaku tersebut,berikut beberapa upayanya:

a.      Peningkatan pemerataan kesempatan belajar

Dalam hubungan dengan peningkatan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan diusahakan keterpaduan pengelolaan sistem pendidikan nasional yang memungkinkan seti-   ap rakyat Indonesia memperoleh pendidikan yang layak se-bagai warga negara.
b. Peningkatan mutu pendidikan

Dalam hubungannya dengan peningkatan mutu pendidikan, penanganannya dikaitkan dengan kebijaksanaan pemerataan, agar tercipta keseimbangan yang dinamis antara kedua as-  pek tersebut.

c. Peningkatan relevansi pendidikan

Peningkatan relevansi pendidikan berkaitan erat dengan proses pembangunan nasional. Kebijaksanaan yang ditempuh ialah mengusahakan keterpaduan dalam perencanaan pendi-dikan dan pembangunan nasional, agar pendidikan merupakan wahana penunjang yang efektif bagi proaea pembangunan na­sional.

d. Peningkatan pendidikan masyarakat

Pendidikan di luar sekolah (pendidikan masyarakat) mem­berikan kesempatan untuk memperoleh berbagai jenis dan tingkat pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar kepada anak didik yang kurang dapat memanfaatkan pendidikan se­kolah.


e. Pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pembinaan dan pengembangan generasi muda telah ditingkat- kan melalui berbagai usaha yang diarahkan untuk memberi- kan bekal yang diperlukan, guna mempersiapkan generasi muda sebagai generasi penerus perjuangan bangsa dan pem­bangunan nasional.

f. Pembinaan sekolah sebagai pusat kebudayaan
Pengembangan sekolah sebagai pusat kebudayaan dilaksana-  kan dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan melalui : pengembangan logika, etika, estetika dan praktika. Seko-  lah diharapkan menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya.

g. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan pendi­dikan
Kebijaksanaan pokok yang ditempuh untuk peningkatan efi­siensi pendidikan diusahakan dalam keterpaduan pengelo-   laan sistem pendidikan nasional yang tercermin dalam hu­bungan antara pemerintah dan badan swasta dan antara De­partemen yang satu dengan Departemen yang lain.

PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Di Indonesia, pendidikan diarahkan untuk melahirkan manusia-manusia yang cerdas, bertanggung jawab, bermoral, berkepribadian luhur, bertaqwa, dan memiliki keterampilan. Dengan anggaran 20 % dari APBN. Maka tujuan ini bukanlah hal yang mustahil. Sudah banyak bukti yang mendukung adanya peningkatan pendidikan ini. Prestasi anak-anak bangsa juga banyak mengharumkan bangsa di berbagai kancah internasional.
Namun kita tidak boleh lengah, masih banyak pendidikan yang belum mencapai tujuannya. Ini diindikasikan dengan banyaknya kerusakan moral di kalangan pelajar, seperti beredarnya video-video porno yang bisa diakses melalui ponsel. Ini akibat dari bebasnya pengawasan dan akses informasi yang masuk kepada masyarakat, tanpa ada kontrol dari pihak yang terkait.
Korupsi dan kolusi serta nepotisme masih banyak kita temui dalam birokrasi pendidikan, sehingga menimbulkan konflik dikalangan internal dan berpotensi untuk menimbulkan konflik perpecahan. Pendidikan juga masih banyak yang kita lihat belum berpihak pada rakyat umum. Di kalangan masyarakat mahalnya pendidikan membuat mereka lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makan, sandang dan papan. Belum tercapainya tujuan pendidikan diakibatkan oleh:
a. Belum terintegrasinya pendidikan moral (agama) dengan pendidikan lainnya. Ada sebagian anggapan bahwa pendidikan agama hanya dilakukan di pesantren, padahal di sekolah umum pendidikan agama juga diajarkan hanya saja porsinya masih sedikit, sehingga belum maksimal.
b. Pendidikan etika hanya terbatas pada pengetahuan
c. Minimnya keteladanan
d. Sikap hidup yang semakin materialis dan hedonis
Untuk meminimalisasi hal ini, maka ada upaya yang bisa dilakukan, antara lain, perbaikan kurikulum pendidikan secara menyeluruh, misalnya dengan melakukan pendidikan alternatif tambahan diluar kurikulum. Perbaikan sistem pengajaran dan pendidikan, penguatan keteladanan, penguatan nilai agama dalam kehidupan.

KAJIAN PUSTAKA

http://antara.news.com
http://tribuntimurmakassar.co.id





Posted By Muhammad Rezki Rasyak


No comments:
Write comments