Monday, April 9, 2012

What is integrated language learning ???


Bahasa inggris
What is integrated language learning
(Integrasi Pembelajaran Bahasa)



MUHAMMAD REZKI RASYAK



 WHAT IS INTEGRATED LANGUAGE LEARNING ??

Language Integrated adalah sebuah Integrasi System Pendidikan yang meliputi; materi komprehensive, penyampaian attractive, instructor qualified, siswa active,secara utuh,bertahap hingga tahapa penyempurnaan.
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.seseorang akan secara efektif jika mereka diperkenankan melihat hubungan antara ide dan mata pelajaran yang sedang mereka pelajari secara utuh dan tak terpisah-pisah/terintegrasi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
§  Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
§  Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
§  Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
§  Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.

Language Integrated Learning
 Language Integrated Learning (LIL) telah menjadi istilah payung yang menggambarkan baik belajar topik lain (isi) seperti fisika atau geografi melalui medium bahasa asing dan belajar bahasa asing dengan mempelajari subjek berbasis konten. Dalam ELT, bentuk LIL sebelumnya telah dikenal sebagai 'Konten berbasis instruksi', 'Inggris di seluruh kurikulum' dan 'pendidikan bilingual'.
Mengapa LIL penting?                            Bagaimana LIL bekerja?
Keuntungan dari LIL                                LIL di kelas
Masa depan LIL                                      Dimana LIL terjadi?
 Mengapa LIL penting?
Dengan perluasan Uni Eropa, keragaman bahasa dan kebutuhan untuk komunikasi dipandang sebagai isu sentral.
Bahkan dengan bahasa Inggris sebagai bahasa utama, bahasa lain tidak mungkin menghilang. Beberapa negara memiliki pandangan yang kuat mengenai penggunaan bahasa lain dalam perbatasan mereka.
Dengan kontak meningkat antara negara-negara, akan ada peningkatan kebutuhan untuk keterampilan komunikatif dalam bahasa kedua atau ketiga.
Bahasa akan memainkan peran kunci dalam kurikulum di seluruh Eropa. Perhatian perlu diberikan kepada pelatihan guru dan pengembangan kerangka kerja dan metode yang akan meningkatkan kualitas pendidikan bahasa
Komisi Eropa telah melihat ke kondisi bilingualisme dan pendidikan bahasa sejak tahun 1990, dan memiliki visi yang jelas dari Eropa multibahasa di mana orang dapat berfungsi dalam dua atau dalam tiga bahasa.
 Bagaimana LIL bekerja?
Dasar LIL adalah bahwa mata pelajaran konten diajarkan dan dipelajari dalam bahasa yang bukan bahasa ibu peserta didik.Pengetahuan tentang bahasa menjadi sarana konten pembelajaran
Bahasa terintegrasi ke dalam kurikulum yang luas
Belajar dapat ditingkatkan melalui peningkatan motivasi dan studi bahasa alam dilihat dalam konteks. Ketika peserta didik tertarik dalam topik mereka termotivasi untuk belajar bahasa untuk berkomunikasi
CLIL didasarkan pada akuisisi bahasa daripada belajar ditegakkan
Bahasa adalah terlihat dalam situasi kehidupan nyata di mana siswa dapat memperoleh bahasa. Ini adalah bahasa pengembangan alam yang didasarkan pada bentuk-bentuk pembelajaran lainnya
CLIL adalah jangka panjang pembelajaran. Akademis siswa menjadi mahir dalam bahasa Inggris setelah 5-7 tahun di program bilingual yang baik
Kefasihan adalah lebih penting daripada akurasi dan kesalahan adalah bagian alami dari belajar bahasa. Peserta didik mengembangkan kefasihan dalam bahasa Inggris dengan menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi untuk berbagai tujuan
Membaca adalah keterampilan penting.
Keuntungan dari LIL
LIL membantu untuk:
Perkenalkan konteks budaya yang lebih luas
Siapkan untuk internasionalisasi
Akses Sertifikasi Internasional dan meningkatkan profil sekolah
Meningkatkan kompetensi bahasa secara keseluruhan dan spesifik
Siapkan untuk studi masa depan dan / atau kehidupan kerja
Mengembangkan minat dan sikap multibahasa
Diversifikasi metode & bentuk dari kelas mengajar dan belajar
Meningkatkan motivasi pembelajar.

LIL di kelas
LIL mengasumsikan bahwa guru mata pelajaran dapat memanfaatkan kesempatan untuk belajar bahasa. Peluang terbaik dan yang paling umum muncul melalui membaca teks.LIL mengacu pada pendekatan leksikal, mendorong peserta didik untuk melihat bahasa saat membaca. Berikut ini adalah sebuah paragraf dari sebuah teks pada mode:
Rok mini adalah rok yang hemline tinggi di atas lutut (umumnya 200-300 mm di atas lutut-tingkat). Keberadaannya umumnya dikreditkan ke perancang busana Mary Quant, yang terinspirasi oleh mobil Mini Cooper, meskipun André Courrèges juga sering disebut sebagai penemu, dan ada ketidaksepakatan mengenai siapa yang menemukan pertama kali.
 Bahasa yang akan melihat dalam bagian seperti ini jatuh ke dalam tiga kategori - topik tertentu, Lexis akademik dan lainnya termasuk ekspresi tetap dan collocations:
Subjek tertentu
Akademik
Bahasa lain
rok mini
hemline
lutut tingkat
perancang busana dikreditkan
perancang
dikutip
ditemukan
di atas lutut (s)
dikreditkan ke
terinspirasi oleh
dikutip sebagai
ketidaksepakatan untuk
 Perlakuan ini Lexis memiliki fitur berikut:
Melihat bahasa oleh peserta didik
Fokus pada Lexis daripada tata bahasa
Fokus pada bahasa yang berhubungan dengan subjek. Tingkat dan grading yang penting
Pra-, sementara-dan pasca-membaca tugas-tugas yang sesuai dalam konteks subjek seperti dalam konteks bahasa.

 Masa depan LIL
Tidak ada keraguan bahwa belajar bahasa dan belajar melalui bahasa adalah proses konkuren, tetapi menerapkan LIL membutuhkan memikirkan kembali konsep tradisional kelas bahasa dan guru bahasa. Hambatan langsung tampaknya akan:
Oposisi untuk mengajar bahasa dengan guru mata pelajaran dapat berasal dari guru bahasa sendiri. Guru mata pelajaran mungkin tidak bersedia untuk mengambil tanggung jawab.
Program LIL Kebanyakan saat ini eksperimental. Ada beberapa suara berbasis penelitian studi empiris, sedangkan LIL-jenis program bilingual terutama dilihat produk dipasarkan di sektor swasta.
LIL didasarkan pada akuisisi bahasa, tapi dalam situasi satu bahasa, banyak belajar secara sadar terlibat, menuntut keterampilan dari guru subjek.
Kurangnya guru LIL program pelatihan menunjukkan bahwa mayoritas guru yang bekerja pada program bilingual mungkin kurang diperlengkapi untuk melakukan pekerjaan secara memadai.
Ada sedikit bukti untuk menunjukkan bahwa pemahaman konten yang tidak berkurang oleh kurangnya kompetensi bahasa.Pendapat saat ini tampaknya adalah bahwa kemampuan bahasa hanya dapat ditingkatkan dengan berbasis konten belajar setelah tahap tertentu.
Beberapa aspek LIL tidak wajar, seperti apresiasi sastra dan budaya negeri sendiri pembelajar melalui bahasa kedua.
 Sampai LIL pelatihan untuk guru dan masalah bahan yang diselesaikan, waktu dekat tetap dengan paralel daripada konten terintegrasi dan belajar bahasa. Namun, kebutuhan untuk reformasi pengajaran bahasa dalam menghadapi Europeanisation dapat membuat CLIL fitur umum dari banyak sistem pendidikan Eropa di masa depan.
Dimana LIL terjadi?
LIL memiliki preseden dalam program perendaman (Amerika Utara) dan pendidikan melalui minoritas atau bahasa nasional (Spanyol, Wales, Perancis), dan banyak variasi pendidikan melalui bahasa 'asing'. Euro-proyek yang didanai menunjukkan bahwa sistem LIL atau serupa sedang diterapkan di beberapa negara, tetapi bukan bagian dari program pelatihan guru. Telah ada peningkatan jumlah sekolah yang menawarkan kurikulum bilingual 'alternatif', dan beberapa penelitian ke dalam pelatihan dan metodologi. Beberapa organisasi besar Eropa yang mengkhususkan diri dalam proyek-proyek LIL telah muncul, termasuk UNICOM, EuroCLIC dan TIE-LIL (lihat referensi web untuk detail).
Di Inggris insentif berasal dari Proyek Integrasi Konten dan Bahasa (KLIP) yang diselenggarakan oleh CILT, (Pusat Nasional untuk Bahasa) yang merupakan pusat pemerintah Inggris keahlian pada bahasa. CILT memantau sejumlah proyek yang mencakup rentang usia 7-16 dan melibatkan inovasi dalam pengajaran bahasa seperti integrasi Perancis ke dalam kurikulum utama. Penelitian lainnya adalah berbasis di University of Nottingham, sementara guru pelatihan dan kursus pengembangan di CLIL tersedia melalui NILE (Institut Pendidikan Norwich Language).
 Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.
Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial
Pembelajaran Bahasa yang dilakukan secara tematik, artinya bahwa tiap kegiatan berbahasa pastilah berpangkal pada tema tertentu. Implikasinya, secara operasional suatu sajian pembelajaran Bahasa Indonesia di dalam suatu pertemuan haruslah menggunakan suatu tema tertentu. Misalnya, jika dalam suatu pertemuan dipilih tema teknologi, diskusinya tentang teknologi, begitu pula kosakatanya, latihan menulisnya, dan sebagainya.
                Di samping secara tematik, pembelajaran Bahasa Indonesia juga dilakukan secara integrative (terpadu). Artinya, pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan memadukan empat keterampilan berbahasa, yakni keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Ini sering disebut dengan keterpaduan internal.
Nielsen (1989) menyatakan bahwa pendekatan terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan aspek-aspek intra dan inter-bidang studi, sehingga pembelajar memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh dan simultan dalam konteks yang bermakna. Karena itu, ukuran keterpaduan dalam pembelajaran terpadu adalah bahwa pembelajaran dilakukan secara sadar, sengaja, bertujuan, dan sistematis yang dapat membantu anak memahami topik tertentu atau ide umum dari berbagai sisi. Aktivitas pendidikan hendaknya menghilangkan jurang pemisah antara bidang-bidang studi dan agar memfokuskan arah pembelajaran kepada proses integratif, yang mengharuskan anak larut bila hendak mengorganisasi pengetahuan dan pengalaman mereka.
                Sementara itu, ahli pembelajaran terpadu seperti H.H. Jacobs dalam sebuah wawancara dengan Brandt (1991) mengatakan bahwa kebutuhan untuk melaksanakan pembelajaran terpadu didasari beberapa alasan, yaitu (1) bahwa sementara jam belajar di sekolah tetap, ilmu pengetahuan terus berkembang, (2) ada kecenderungan anak tidak betah di sekolah karena apa yang harus dipelajari tidak sesuai dengan kebutuhannya, dan (3) sudah jelas tidak logis mengajarkan konsep-konsep secara terpisah-pisah sementara kehidupan anak tidak pernah menuntut pemisahan tersebut.
                Dari sejumlah teori pembelajaran terpadu yang ada, maka pengertiannya dapat diuraikan sebagai berikut (1) pembelajaran terpadu beranjak dari suatu tema sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lain, (2) pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak, (3) pembelajaran terpadu merupakan suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan secara simultan, dan (4) pembelajaran terpadu merakit dan menghubungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda, dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
                Sebagai suatu pendekatan yang berorientasi proses, pembelajaran terpadu mempunyai ciri-ciri (1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman langsung pada anak, (3) pemisahan antarbidang studi tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran, (5) bersifat luwes, dan (6) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (Zuchdi, 1997).
Model pembelajaran terpadu yang paling dikenal adalah model terhubung (connected model), model jaring laba-laba (webbed model), dan model terpadu (integrated model). Pembelajaran terpadu antarbidang studi dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
Brownell dan Van Engen ( 1935 ), bahwa belajar itu pada hakekatnya merupakan suatu proses yang bermakna. Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan proses belajar secara realita yang bermakna, dimana siswa dapat secara langsung merangkai kata-kata serta menggunakannya untuk berinteraksi.
Thorndike ( 1874 – 1949 ), Mengemukakan teori belajar bahwa pada hakekatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Menurut hukum ini belajar lebih berhasil bila respon siswa terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau puas ini bisa timbul sebagai akibat siswa mendapat pujian atau ganjaran, sehingga ia bisa merasa puas dari sukses yang diraihnya dan sebagai akibatnya akan mengantarkan dirinya kejenjang kesuksesan berikutnya. Stimulus linguistik dapat berupa benda, sifat benda, jumlah benda, perlakuan yang tepat terhadap benda tersebut dan hubungan interaksi benda tersebut dengan manusia. Selanjutnya respon yang timbul adalah bunyi bahasa yang sesuai dengan stimulus yang diberikan.
Namun tidak semudah membalikkan telapak tangan,diperlukan beberapa pendekatan,adapun pendekatannya antara lain

·         Pendekatan Whole Language
Awalnya pembelajaran Bahasa Inggris di negara asalnya sendiri yaitu Inggris dan beberapa negara pengguna Bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya seperti Australia, New Zaeland, Kanada dan Amerika Serikat mengajarkan bahasa secara terpisah-pisah. Sejak sekitar tahun 1980-an mulai menerapkan pendekatan whole language pada pembelajaran bahasa ( Routman, 1991). Whole language adalah pendekatan pengajaran bahasa secara utuh tidak terpisah-pisah (Edelsky, 1991 ; Froese, 1990; Goodman, 1986; Weaver , 1992) . Pendekatan whole language didasari oleh paham kontruktifisme yang menyatakan bahwa anak dapat mengkonstruksikan sendiri strutur kognitifnya berdasarkan pengalaman yang didapatkannya melalui peran aktif dalam belajar secara utuh (whole) dan (integrated) terpadu. (Robert, 1996).
Komponen whole language adalah
1.        Reading alloud, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan guru kepada siswanya.
2.        Jurnal writing, yaitu suatu kegiatan menulis jurnal yang memberikan siswa mencurahkan perasaannya tentang kegiatan belajar dan hal ikwal yang ada hubungannya dengan pembelajaran serta sekolah dalam bentuk tulisan.
3.        Sustained silent reading, yaitu kegiatan membaca dalam hati.
4.        Guided reading, yaitu kegiatan membaca terbimbing.
5.        Guided Writing, yaitu kegiatan pembelajaran menulis terbimbing.
6.        Independen reading, yaitu kegiatan membaca bebas sesuai bacaan yang siswa gemari.
7.        Independent writing, yaitu kegiatan menulis bebas sehingga siswa dapat berfikir kritis dalam menganalisa obyek atau hal yang ia tulis.
Kelas yang menerapkan pembelajaran berbasiskan whole language adalah merupakan kelas yang kaya akan barang cetak, seperti buku, majalah, koran, dan buku petunjuk. Di samping itu kelas whole language dilengkapi dengan sudut-sudut yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan secara mandiri. Strategi penilaian yang guru dapat lakukan dalam hal ini adalah melalui penilaian proses dan fortofolio.
·         Pendekatan Komunikatif
Menurut David Nunan (1989) dalam Solchan T.W., dkk (2001:66) pembelajaran bahasa hendak dibelajarkan menggunakan pendekatan komunikatif. Dimana pendekatan komunikatif berdasarkan teori bahasa adalah suatu sistem untuk mengekspresikan suatu makna, yang menekankan fasa dimensi semantik dan komunikatif daripada ciri-ciri gramatikal bahasa. Oleh karna itu yang perlu ditonjolkan adalah interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa.
Teori belajar yang cocok untuk pendekatan ini adalah teori pemerolehan bahasa ke dua secara alamiah. Teori ini beranggapan bahwa proses belajar lebih efektif apabila bahasa diajarkan secara alamiah sehingga proses belajar bahasa lebih efektif dilakukan melalui komunikasi langsung dalam bahasa yang dipelajari. Kebutuhan siswa yang utama dalam belajar bahasa berkaitan dengan kebutuhan berkomunikasi maka tujuan umum pembelajaran bahasa adalah untuk mengembangkan siswa untuk berkomunikasi. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan komunikatif siswa dihadapkan pada situasi komunikasi nyata , seperti tukar menukar informasi, negoisasi makna atau kegiatan lain yang sifatnya riil.
Dalam pendekatan komunikatif peran guru hanya bersifat memfasilitasi proses komunikasi , partisipan tugas dan teks, menganalisa kebutuhan, konselor dan manajer pembelajaran. Sementara siswa berposisi pada pemberi dan penerima, negosiator, dan interaktor sehingga siswa tidak hanya menguasai bentuk-bentuk bahasa, tetapi bentuk dan maknanya dalam kaitannya dengan konteks pemakaian. Materi yang disajikan dalam peranan sebagai pendukung usaha meningkatkan kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi nyata.
Menurut pendekatan komunikatif metode yang tepat diterapkan adalah metode komunikatif itu sendiri dengan uraian teknik seperti yang diuaraikan dalam Santosa, dkk yang dipetik dari Tarigan yang disarikan dari Solchan, dkk. (2001) berikut ini,
1.        Teknik pelajaran menyimak,
2.        Teknik pembelajaran berbicara,
3.        Teknik pembelajaran membaca,
4.        Teknik pembelajaran menulis.
Sementara teknik evaluasi untuk pendekatan ini adalah tes diskrit yaitu
1.        Tes yang bersifat terpisah antar aspek kebahasaan.
2.        Tes integratif yaitu tes yang memadukan semua aspek kebahasaan pada suatu tes evaluasi yang bersifat tercampur.
3.        Tes pragmatik yaitu kemampuan siswa dalam menggunakan elemen-elemen kebahasaan dalam konteks situasional tertentu sebagai tolak ukurnya. Beberapa jenis tes pragmatis adalah, dikte, berbicara, parafrase, menjawab pertanyaan, dan teknik rumpang.
·         Pendekatan Ketrampilan Proses
Pendekatan yang lain yang sering dianjurkan untuk diterapkan adalah pendekatan ketrampilan proses. Dimana pendekatan ketrampilan proses diidentifikasi sebagai pendekatan yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa. Kalau dibandingkan dengan pendekatan whole language dan pendekatan komunikatif maka pendekatan ketrampilan proses adalah dijiwai oleh dua pendekatan tersebut. Demikian halnya dengan pendekatan CBSA yang pernah populer di era tahun 1980-an juga merupakan cerminan dari dua pendekatan sebelumnya. Sampai kepada pendekatan pakem dan yang terakhir adalah pendekatan quantum teaching.

 


Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Bahasa
1. Metode Pembelajaran
Metode mengajar guru akan mempengaruhi belajar siswa. Untuk itu guru harus berani mencoba metode-metode atau teknik-teknik baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa. Sampai saat ini (sepanjang pengetahuan penulis) belum ada metode pembelajaran yang benar-benar sempurna. Untuk itu tidak ada salahnya jika guru mempertimbangkan saran yang disampaikan Soenjono Dardjowidjojo, yaitu guru harus bisa memetik dan memakai mana yang unggul dan membuang mana yang busuk. Artinya guru harus berani memadukan beberapa metode pembelajaran dalam rangka menuju 'kesempurnaan' pembelajaran.
Sebagai contoh, guru menggunakan pendekatan komunikatif sekaligus menggunakan pendekatan longitudinal. Dari kedua pendekatan ini, guru dapat mengambil sisikeunggulan kedua pendekatan tersebut. Dalam hal ini guru menyampaikan struktur bahasa yang benar (tetapi tidak melulu mengajarkan struktur) dan disertai memberikan kesempatan pada pembelajar (siswa) untuk mempraktikkan bahasa yang diperolehnya agar lebih komunikatif. Ketika pembelajar (siswa) mempraktikkan bahasanya, guru membetulkan kesalahan yang dibuat oleh pembelajar (siswa). Dengan demikian pembelajar akan terampil menggunakan bahasanya dengan meminimalkan kesalahan.
Selain itu, pengajar harus mengingat apa yang dikatakan Widdowson (dalam Dardjowidjojo, 2003:5) yaitu sudah saatnya kita meninggalkan model pembelajaran yang berorientasi pada language usage, sebab yang diperlukan pembelajar (sisiwa) sebenarnya adalah language use. Dalam hal ini guru hendaknya lebih menekankan pada penggunaan bahasa, artinya pembelajar (sisiwa) ditunjukkan tentang aplikasi bahasa dan ragam bahasa yang ada di tengah masyarakat. Hal ini bertujuan agar pembelajar (sisiwa) dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar jika ia nantinya terjun ke masyarakat.
Keputusan tentang metode pembelajaran mana yang akan dipakai harus mempertimbangkan latar belakang pembelajar (siswa), antara lain latar belakang sosial budaya dan bahasa ibu yang dipergunakan. Sebagai ilustrasi, berikut contoh situasi yang dapat dipertimbangkan guru dalam mengambil keputusan tentang metode pembelajaran yang berkaitan dengan bahasa ibu. Apabila pembelajar (siswa) mempunyai ibu berupa bahasa daerah, maka sangat dimungkinkan pembelajaran bahasa keduanya sangat dipengaruhi bahasa pertamanya.
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS TAHAP DEMI TAHAP ATAU "STEP BY STEP:"
Pembelajaran adalah proses atau cara orang atau makhluk hidup berkendak untuk terus belajar. Oleh karena itu kita diharapkan sebagai pembelajar, yakni seorang yang tahu akan proses atau cara bagaimana menjadikan dirinya senantiasa mau terus belajar. Demikian pula untuk menjadi pembelajar bahasa Inggris, kita butuh ketelatenan dan ketekunan sedikit demi sedikit, sehingga dari yang sedikit bisa menjadi bukit.
Yuk kita melakukan pembelajaran bahasa Inggris bersama-sama tahap demi tahap (step by step), agar kita tahu dasar-dasar Bahasa Inggris secara baik dan benar. Adapun sumber pembelajaran kita berasal dari Radio BBC (British Broadcasting Service) yang secara kebetulan telah saya ikuti sejak saya mahasiswa di Yogyakarta Sebelum kita mendengarkan program bahasa Inggris Step By Step, biasanya kita sering mendengar siaran dalam bahasa Inggris sebagai berikut :
BBC World Service, broadcasting to Indonedia. And now, it's time for Step By Step, series for beginners. This program give you an opportunity to learn the basic rules of grammar as well as some new language and which a chance to practice what you hear.
Here's Step By Step. And now, it's time, An English Teaching Program For Beginners. Step By Step gives you simple introduction to basic English.
In the program you hear some everyday English. You learn some new language as well as the basic rules of grammar. You also have chance to practice some of words you hear.
BBC Step By Step, An English Teaching Program For Beginners, give you a simple and practical English.
Oleh karena itu bahan pembelajaran bahasa Inggris yang paling pas adalah kita ambilkan dari induk bahasanya di Inggris. Atau dengan kata lain, kita ambilkan dari sumber yang dapat dipercaya yang mewakili negara asal bahasa Inggris di Indonesia, yaitu Radio BBC Seksi Indonesia.
Pembelajaran akan kita bagi menjadi berbagai topik/tema/judul pembelajaran.
Sebagai awal pembelajaran, marilah kita memulai dengan Pembelajaran I : Bagaimana Kita Menyapa Orang Lain.
Thanks for listeners, you can hear more English Step By Step at the sane time next.week. The series  is produced by Sue Coco Fok. To make sure, you don't  miss any BBC English Teaching Program. a broadcast on a number frequencies at different time to last today to find out when and where you hear this teaching program in your areas, Write for the letters to distant a far free program guide. The address is BBC English Program Guide, Bush House, London.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Bahasa
1. Metode Pembelajaran
Metode mengajar pengajar akan mempengaruhi belajar siswa. Untuk itu guru harus berani mencoba metode-metode atau teknik-teknik baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa. Sampai saat ini (sepanjang pengetahuan penulis) belum ada metode pembelajaran yang benar-benar sempurna. Untuk itu tidak ada salahnya jika guru mempertimbangkan saran yang disampaikan Soenjono Dardjowidjojo, yaitu guru harus bisa memetik dan memakai mana yang unggul dan membuang mana yang busuk. Artinya guru harus berani memadukan beberapa metode pembelajaran dalam rangka menuju 'kesempurnaan' pembelajaran.
Sebagai contoh, pengajar menggunakan pendekatan komunikatif sekaligus menggunakan pendekatan longitudinal. Dari kedua pendekatan ini, guru dapat mengambil sisikeunggulan kedua pendekatan tersebut. Dalam hal ini guru menyampaikan struktur bahasa yang benar (tetapi tidak melulu mengajarkan struktur) dan disertai memberikan kesempatan pada pembelajar (siswa) untuk mempraktikkan bahasa yang diperolehnya agar lebih komunikatif. Ketika pembelajar (siswa) mempraktikkan bahasanya, guru membetulkan kesalahan yang dibuat oleh pembelajar (siswa). Dengan demikian pembelajar akan terampil menggunakan bahasanya dengan meminimalkan kesalahan.
Selain itu, pengajar harus mengingat apa yang dikatakan Widdowson (dalam Dardjowidjojo, 2003:5) yaitu sudah saatnya kita meninggalkan model pembelajaran yang berorientasi pada language usage, sebab yang diperlukan pembelajar (sisiwa) sebenarnya adalah language use. Dalam hal ini pengajar hendaknya lebih menekankan pada penggunaan bahasa, artinya pembelajar (sisiwa) ditunjukkan tentang aplikasi bahasa dan ragam bahasa yang ada di tengah masyarakat. Hal ini bertujuan agar pembelajar (sisiwa) dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar jika ia nantinya terjun ke masyarakat.
Keputusan tentang metode pembelajaran mana yang akan dipakai harus mempertimbangkan latar belakang pembelajar (siswa), antara lain latar belakang sosial budaya dan bahasa ibu yang dipergunakan. Sebagai ilustrasi, berikut contoh situasi yang dapat dipertimbangkan pengajar dalam mengambil keputusan tentang metode pembelajaran yang berkaitan dengan bahasa ibu. Apabila pembelajar (siswa) mempunyai ibu berupa bahasa daerah, maka sangat dimungkinkan pembelajaran bahasa keduanya sangat dipengaruhi bahasa pertamanya.

REFERENSI
European Commission - Languages www.europa.eu.int
EuroCLIC www.euroclic.net
Translanguage in Europe www.tieclil.org
Centre for Information on Language, Teaching and Research www.cilt.org.uk
Forum for Across the Curriculum Teaching www.factworld.info
There has also been an ongoing debate about CLIL in the press:www.guardian.co.uk/guardianweekly


Posted By : Muhammad Rezki Rasyak






No comments:
Write comments