Monday, May 7, 2012

Makalah Etika dan Kepribadian (Etika dan Kepribadian)

Makalah Etika dan Kepribadian



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Etika dan Kepribadian

a. Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.


Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Biasanya bila kita mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara lengkap. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadap arti kata ‘etika’ yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa Indonesia yang baru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1. Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.


2. Kumpulan asas atau nilai moral.
Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
3. Ilmu tentang yang baik atau buruk.
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika). 
Etika terbagi atas 2 jenis, yaitu :
1. Etika Filosofis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat dimengerti setelah memahami etika secara umum.
Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis. Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis. Di dalam etika Kristen, misalnya, etika teologis adalah etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta memandang kesusilaan bersumber dari dalam kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi. Karena itu, etika teologis disebut juga oleh Jongeneel sebagai etika transenden dan etika teosentris. Etika teologis Kristen memiliki objek yang sama dengan etika secara umum, yaitu tingkah laku manusia. Akan tetapi, tujuan yang hendak dicapainya sedikit berbeda, yaitu mencari apa yang seharusnya dilakukan manusia, dalam hal baik atau buruk, sesuai dengan kehendak Allah.
Setiap agama dapat memiliki etika teologisnya yang unik berdasarkan apa yang diyakini dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, antara agama yang satu dengan yang lain dapat memiliki perbedaan di dalam merumuskan etika teologisnya. 

2. Etika Teologis
Terdapat perdebatan mengenai posisi etika filosofis dan etika teologis di dalam ranah etika. Sepanjang sejarah pertemuan antara kedua etika ini, ada tiga jawaban menonjol yang dikemukakan mengenai pertanyaan di atas, yaitu :
Revisionisme
Tanggapan ini berasal dari Augustinus (354-430) yang menyatakan bahwa etika teologis bertugas untuk merevisi, yaitu mengoreksi dan memperbaiki etika filosofis.
Sintesis
Jawaban ini dikemukakan oleh Thomas Aquinas (1225-1274) yang menyintesiskan etika filosofis dan etika teologis sedemikian rupa, hingga kedua jenis etika ini, dengan mempertahankan identitas masing-masing, menjadi suatu entitas baru. Hasilnya adalah etika filosofis menjadi lapisan bawah yang bersifat umum, sedangkan etika teologis menjadi lapisan atas yang bersifat khusus.

Diaparalelisme
Jawaban ini diberikan oleh F.E.D. Schleiermacher (1768-1834) yang menganggap etika teologis dan etika filosofis sebagai gejala-gejala yang sejajar. Hal tersebut dapat diumpamakan seperti sepasang rel kereta api yang sejajar.
Mengenai pandangan-pandangan di atas, ada beberapa keberatan. Mengenai pandangan Augustinus, dapat dilihat dengan jelas bahwa etika filosofis tidak dihormati setingkat dengan etika teologis. Terhadap pandangan Thomas Aquinas, kritik yang dilancarkan juga sama yaitu belum dihormatinya etika filosofis yang setara dengan etika teologis, walaupun kedudukan etika filosofis telah diperkuat. Terakhir, terhadap pandangan Schleiermacher, diberikan kritik bahwa meskipun keduanya telah dianggap setingkat namun belum ada pertemuan di antara mereka.
Ada pendapat lain yang menyatakan perlunya suatu hubungan yang dialogis antara keduanya. Dengan hubungan dialogis ini maka relasi keduanya dapat terjalin dan bukan hanya saling menatap dari dua horizon yang paralel saja. Selanjutnya diharapkan dari hubungan yang dialogis ini dapat dicapai suatu tujuan bersama yang mulia, yaitu membantu manusia dalam bagaimana ia seharusnya hidup. 
Relasi Etika Filosofis dan Etika Teologis:
Terdapat perdebatan mengenai posisi etika filosofis dan etika teologis di dalam ranah etika. Sepanjang sejarah pertemuan antara kedua etika ini, ada tiga jawaban menonjol yang dikemukakan mengenai pertanyaan di atas, yaitu:
Revisionisme
Tanggapan ini berasal dari Augustinus (354-430) yang menyatakan bahwa etika teologis bertugas untuk merevisi, yaitu mengoreksi dan memperbaiki etika filosofis.
Sintesis
Jawaban ini dikemukakan oleh Thomas Aquinas (1225-1274) yang menyintesiskan etika filosofis dan etika teologis sedemikian rupa, hingga kedua jenis etika ini, dengan mempertahankan identitas masing-masing, menjadi suatu entitas baru. Hasilnya adalah etika filosofis menjadi lapisan bawah yang bersifat umum, sedangkan etika teologis menjadi lapisan atas yang bersifat khusus.
Diaparalelisme
Jawaban ini diberikan oleh F.E.D. Schleiermacher (1768-1834) yang menganggap etika teologis dan etika filosofis sebagai gejala-gejala yang sejajar. Hal tersebut dapat diumpamakan seperti sepasang rel kereta api yang sejajar.
Mengenai pandangan-pandangan di atas, ada beberapa keberatan. Mengenai pandangan Augustinus, dapat dilihat dengan jelas bahwa etika filosofis tidak dihormati setingkat dengan etika teologis. Terhadap pandangan Thomas Aquinas, kritik yang dilancarkan juga sama yaitu belum dihormatinya etika filosofis yang setara dengan etika teologis, walaupun kedudukan etika filosofis telah diperkuat. Terakhir, terhadap pandangan Schleiermacher, diberikan kritik bahwa meskipun keduanya telah dianggap setingkat namun belum ada pertemuan di antara mereka.
Ada pendapat lain yang menyatakan perlunya suatu hubungan yang dialogis antara keduanya. Dengan hubungan dialogis ini maka relasi keduanya dapat terjalin dan bukan hanya saling menatap dari dua horizon yang paralel saja. Selanjutnya diharapkan dari hubungan yang dialogis ini dapat dicapai suatu tujuan bersama yang mulia, yaitu membantu manusia dalam bagaimana ia seharusnya hidup.


b. Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain
Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Kepribadian menurut pengertian sehari-hari
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Kepribadian menurut psikologi
Berdasarkan penjelasan Gordon Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

Teori kepribadian psikodinamika :
Teori psikodinamika berfokus pada pergerakan energi psikologis di dalam manusia, dalam bentuk kelekatan, konflik, dan motivasi.
Teori Freud
Sigmund Freud berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari tiga sistem utama: id, ego, dan superego. Setiap tindakan kita merupakan hasil interaksi dan keseimbangan antara ketiga sistem tersebut.
Teori Jung
Carl Jung pada awalnya adalah salah satu sahabat terdekat Freud dan anggota lingkaran koleganya, tetapi pertemanan mereka berakhir dalam pertengkaran tentang ketidaksadaran. Menurut Jung, di samping ketidaksadaran individual, manusia memiliki ketidaksadaran kolektif yang mencakup ingatan universal, simbol-simbol, gambaran tertentu, dan tema-tema yang disebutya sebagai arketipe.




Faktor-faktor penentu kepribadian
Faktor Keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi
Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.
Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama. 
Faktor Lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier. 

Sifat-Sifat Kepribadian
Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku individu seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier.



BAB II
CONTOH-CONTOH MATERI


PENYIMPANGAN INDIVIDU
KORUPSI



        Korupsi adalah perilaku menyimpang yang di lakukan secara individu, namun dapat juga di lakukan secara berkelompok atau terorganisir, akan tetapi pada umummnya korupsi dilakukan secara individual, karena factor iming-iming materi yang akan didapatkannya sehingga peyimpangan ini di lakukan secara individual.
Untuk memberantas sang koruptor perlu adanya sanksi yang cukup keras, untuk sang koruptor, dan memang harus ada kesadaran dari dalam.






HUBUNGAN SEKS DI LUAR NIKAH






        Hubungan seks di luar nikah pada zaman sekarang ini rata-rata dilakukan pada usia dibawah umur atau masih menginjak bangku sekolah.
Pengawasan orang tua merupakan factor yang paling mempengaruhi penyimpangan tersebut, karena dengan adanya pengawasan dari orng tua terhadap perilaku keseharian anak-anaknya maka hal-hal tersebut bisa terhindari.
Perlu juga adanya sosialisasi atau pemahaman yang lebih mendalam, tetang hubungan sex, sehingga para pelajar mengetahui dampak negative dan positif dari perbuatan tersebut, Dan hal” tersebut dapat terhindari.



PENYIMPANGAN KELOMPOK
TAWURAN







      Tawuran pelajar sudah marak di lakukan para remaja untuk menyelesaikan sebuah masalah, mungkin ini merupakan factor-faktor media social (TV) yang selalu menampilkan tayangan-tayangan tawuran para mahasiswa atau antar warga, sehingga para remaja tersebut mengukuti hal-hal tersebut untuk mnyelesaikan masalahnya pula.
Ini sudah jelas-jelas merupakan penyimpanghan social selain karena factor lingkungan juga karena factor pengawasan guru-guru sekolah.
Untuk menyadarkan kembali para remaja yang terlibat tawuran tersebut. Perlu dilakukan sosialisasi di sekolah. Dan perlu juga ada sanksi tegas dari pihak sekolah, sebagai peringatn kepada mereka.



ARAK-ARAKAN PELAJAR

      









Sudah menjadi tradisi di kalangan para pelajar, setelah lulus sekolah mereka melakukan arak-arakan di jalan sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas, mengapa hal ini di kategorikan juga sebagai penyimpangan ? karena adanya tindakan yang teroganisir yang dapat menimbulkan masalah dalam masyarakat.




BAB III
KESIMPULAN

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Biasanya bila kita mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara lengkap. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadap arti kata ‘etika’ yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa Indonesia yang baru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000),
Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain
Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.





























Wednesday, May 2, 2012

Motor Matic Trend Style Remaja Masa kini (Alasan Mengapa Orang-orang menggunakan motor matic ???)

Motor Matic Trend Style Remaja Masa kini 

(Alasan Mengapa Orang-orang menggunakan motor matic ???)


Oke menarik sekali kali ini daeng ekky akan bagikan lifestyle remaja terbaru,yapz kali ini daeng akan bagikan tentang gaya hidup remaja dengan sahabat modern nya alias motornya. tidak bisa dipungiri lagi sekarang era globalisasi sudah memuncak di indonesia, kampung seduniapun sekarang sudah bisa dikatakan ya ! untuk manusia di era modern seperti sekarang,gaya hidup barat,adat budaya orang dari timur dapat disaksikan langsung melalui satu kalimat bermakna luas "Teknologi", iya kan kawan ?


kamu bisa liat orang amerika dengan lifestyle dan gaya nya, sebaliknya orang barat bisa menonton budaya-budaya kita orang-orang timur,pengaruh akhirnya adalah pada style kita sekarang.

Motor, motor adalah suatu kata lazim terdengar disetiap telinga kita sekarang,produksi motor dan penggunaannya semakin hari semakin meningkat saja, motor seakan sudah mendarah daging dan menjadi teman akrab setiap orang sekarang jadi jangan heran kalau macet sudah terjadi dimana-mana, karena tidak ada yang undang-undang yang membatasi jumlah motor dalam satu keluarga iyya kan ?


Kesekolah naik motor,kekampus naik motor,ketempat kerja naik motor,kerumah teman naik motor,jalan ke mall naik motor,apa lagi ngapein cewek yah pastilah naik motor, untk yang terakhir sudah pasti agar citra dan nama seseorang baik juga tenar di kalangan cewek teman-teman pacarnya, itu dia yang saya sebut life style kawan,semua orang sekarang berfikir agar dengan menggunakan motor dan tidak berjalan kaki juga tidak naik angkot akan lebih gaul,trendy,stylish dan tenar alias nggak kamseupay dan culun bin jadul.


Fenomenanya yang muncul sekarang adalah semua orang ingin yang mudah,instant,ndak susah,juga ndak ngerepotin, "yang instant lebih mudah",itu pedomannya. mungkin berangkat dari situlah sekarang orang-orang modern lebih memilih motor matic dari pada motor bersneling atau ber gigi, sehingga yang muncul sekarang adalah style cowok-cowok cool dengan motor matic nya dengan desain dan modifikasi terbaiknya,penggunaan motor matic pun melonjak tajam sekarang, "Matic Style as Instant Style", itu dia kata kuncinya kawan kenapa semua orang memlih motor matic,meskipun saya belum menggunakannya, tapi teman-teman juga beberapa orang berkata lebih fashionable dan stylish,lebih ramping,slim,mudah dibawa,tidak ngambil jal luas,irit juga lebih modis untuk ngecengin cewek, jika menggunakan motor matic, nah itu dia alasannya kawan,sehingga motor matic menjadi tenar dan sebagai trendseter sekarang !



oke deh itu dia info juga sekaligus surveynya daeng ekky, semoga bisa bermanfaat dan buat kalian lebih stylish juga fashionable.

jangan lupa kasih komentar yah untuk penyempurnaan blognya daeng, thankz before..........

Posted By : Muhammad Rezki Rasyak

The Power Of Kepepet (Kemampuan orang Kepepet)

The Power Of Kepepet (Kemampuan orang Kepepet)


"The Power Of Kepepet, nah itu dia topik dari daeng yang akan daeng ceritakan sekaligus share, lucu yah temanya,ini sebenarnya bisa atau hampir terjadi disetiap orang termasuk penulis sendiri,tapi jika anda fikirkan ulang dan sekejap membaca artikel saya,mungkin saudaraku sekalian akan langsung sadar, nah "the power of Kepepet", kekuatan orang yang sudah kepepet dengan sesuatu !


Yah itu dia, seringkali kita merasakan rasa tertekan,denyut jantung berdetak lebih kencang,perasaan semakin was-was dan gelisah,serta segelintir perasaan takut atau tidak enak jika tidak melakukan sesuatu yang sangat penting atau yang menjadi kewajiban harusnya.


Nah dari situ posisi atau keadaan kita akan semakin terdesak dan cenderung mengarah ke perasaan yang tidak enak sekaligus was-was, namun sadarkah kalian, sebenarnya ada Power atau tenaga yang muncul dari hal itu ??

Segala sesuatu tugas mapun kerjaan dilahap habis setelah berada pada keadaan kepepet,pikiran tidak lagi melayang,dan keringat dingin tercucur hanya berfikir dan berpusat pada satu titik yaitu menyelesaikan tugas,yang menjadi tuntutannya,apalagi jika tidak melaksanakan tugas atau tidak mengerjakan tugas akan di punish atau di hukum,itu akan membuat semakat meletup-letup untuk menyelesaikan tugas secepatnya,tugas seakan dengan mudah diselesaikan,dengan speed alias kecepatan diatas rata-rata dari sebelumnya, mungkin pada saat anda belum mengerjakan tugas itu anda berfikiran jika tugas ini tidak akan selesai,apalagi jika tugas berjumlah lumayan banyak,wah sebelumnya sudah terbayang waktu yang akan di makan,tapi setelah kepept semuanya seakan berubah 180 derajat, kecepatan menyelesaikan tugas akan berjalan lebih cepat dari kecepatan lari macan dan pemiirannya hanya terpusat pada satu aspek,yaitu bagaimana menyelesaikan tugas secepatnya.



itu dikarenakan rasa takut dan was-was yang meningkat akibatnya hormon adrenalin juga meningkat drastis, metabolisme gula akan berlangsung dengan cepat, seirirng dengan cepatnya denyut jantung,dan peredaran darah yang makin meningkat.jadi intinya rasa takut itu justru menjadi pelecut untuk menyelesaikan tugas dan kewajiban anda secepat mungkin.

Wujud contohnya adalah saya sendiri, saya lupa mengerjakan tugas dari sekolah yang 20 menit lagi akan dikumpulkan saat itu,tapi karena kontinuitas dan jumlahnya sangat banyak saya merasa down dan tidak lagi yakin bisa mengerjakan semuanya,tapi mau diapa lagi mau tidak mau saya harus bekerja, kalau seandainya tidak maka nilai tugas saya akan nol dan akan mempengaruhi nilai akhir saya,say terpaksa bekerja dengan rasa takut dan was-was, diiringi hembusan nafas dan denyut jantung makin cepat,akhirnya saya berhasil menyelesaikan semuanya, peluh keringat dingin tak tertahankan lagi,tetapi saya  bersyukyr akan hal itu.


Dalam psikoanalisis dikenal konsep tentang libido. Yaitu merupakan energi psikis yang dapat muncul oleh karena tekanan yang kuat. Kemampuan memori yang lebih pun bukan hal yang tidak mungkin, bahkan peristiwa-peristiwa sepeti contoh diatas pun bukanlah hal yang tidak mungkin.


nah tu dia sobat kekuatan dari kepepet, alias the power of kepepet,semoga bisa bermanfaat juga,dijadikan sebagai bentuk apresiasi atau penyadaran diri agar bisa lebih baik lagi.

Akhirnya daeng undur diri,pesan daeng kalau bisa tidak kepepet kerja tugasnya,ya dikerja secepat mungkin,karena rasa kepepet itu sungguh tidak enak.


NB : Leave commentnya yah sobat


Posted By : Muhammad Rezki Rasyak