Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Saturday, August 31, 2013

ISO IPB Culture Collection Cahaya Pembaharu Indonesia

IPB Culture Collection raih akreditasi ISO 17025



Institut Pertanian Bogor

 IPB Culture Collection (IPBCC) merupakan salah satu unit penunjang Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB yang telah menerapkan ISO 17025:2005 dan memperoleh sertifikasi dari Komite Akreditasi Nasional. 

Bapak Jhoni. B. Napitupulu selaku direktur Akreditasi Laboratourium dan Lembaga Inspeksi KAN menyatakan bahwa kompetensi IPB CC  secara otomatis kompetensi tekniknya diakui equivalen dengan Asia Pasifik yang diakreditasi oleh badan akreditasi yang dalam hal ini sama.

IPB Culture Collection sendiri merupakan unit penyimpanan koleksi kultur mikroba oleh para mikrobiologis IPB yang telah didirikan sejak tahun 1986.


Dr. Ence Darmo Jaya Supena selaku Manager Puncak IPB Culture Collection yang saat ini terakreditasi adalah untuk cemaran mikrob pada daging,susu,telur dan produk olahan lainnya. Sedangkan menurut ibu Dr Gayuh Rahayu  selaku Pengurus IPB Culture Collection menyatakan bahwa IPB CC berusaha mengadopsi peraturan-peraturan dan standard yang berlaku dan dikembangkan  secara internasional salah satunya adalah ISO, namun demikian ISO yang diperoleh saat ini adalah untuk pengujian selanjutnya ibu menambahkan jika tim juga perlu untuk mengusahakan ISO pengelolaan Mikrob kedepannya.





Dengan diperolehnya akreditasi ISO ini diharapkan IPB mampu bersumbangsih dan memacu IPBCC untuk berperan aktif dalam perkembangan ilmu pengetahuan ditingkat nasional dan internasional.


"Dengan terakreditasinya IPBCC diharapkan menjadi embrio berdirinya Indonesia Culture Collection (INACC)," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Akademik, Prof Yonny Koemaryono dalam acara workshop I-MHERE dan peluncuran ISO 17025 di Bogor. 


Dengan ini IPB mendorong Departemen Biologi sebagai relawan yang maju terdepan dalam mengembangkan laboratoriumnya agar mendapat tempat yang layak secara internasional. 
IPBCC dapat dikembangkan mendorong terciptanya INACC yang menjadi referensi bagi dunia akan keanekaragaman hayati Indonesia. 


"Indonesia sedang merintis pembangunan Culture Center ini," katanya.

Menurut Yonny Koesmaryono, selaku wakil rektor IPB bidang akademik, INACC sangat penting dalam menyimpan dan melindungi keanekaragaman hayati Indonesia.

Indonesia kaya akan kekayaan aneka ragaman, virus, remik dan cendawan.

Selama ini, lanjut Yonny, Indonesia menyimpan koleksi diluar negeri, dan ini dimanfaatkan oleh sejumlah negara untuk menciptakan vaksin dari virus yang telah disimpan.

"Kedepan dengan IPBCC dapat menyimpan, mengembangkan bakteri dan membuat anti virusnya. Ini momentum, kita harus mereferensinya ke luar negeri biayanya sangat mahal. Dengan adanya Culture Colletion dapat menyimpan devisa negara," katanya.



 


Yonny mengatakan, INACC dapat terbentuk dalam waktu dua tahun. Kehadiran INACC dapat menciptakan senjata biologis. Namun harus bisa dikendalikan. Melalui akreditasi salah satu upaya mengendalikan dan mengelola culture colletion. 




Manajer Puncak IPBCC, Ence Darmo Jaya Supena, menjelaskan Departemen Biologi Fakultas MIPA IPB memiliki dua unit kegiatan, yaitu unit koleksi biakan mikroba dan unit pengujian dan identifikasi mikroba.

IPBCC telah terbentuk sejak tahun 1990an memberikan layanan meliputi pasokan dan pertukaran jenis mikroba berdasarkan permintaan.

Menyimpan membiakkan mikroba dari para peneliti atau badan lainnya dengan status tertutup, terkendali dan terbuka.

"IPBCC memberikan pelayanan identifikasi mikroba, pelatihan berbagai teknik mikrobiologi dan analisis mikroba pada berbagai koleksi IPB masih untuk kegiatan akademik. Sudah ada kerja sama dengan industri, untuk gaharu. IPBCC juga kerja sama dengan Pemda untuk menginduksinya gaharu. IPB juga membuka diri untuk stakeholder," katanya.

Ence mengatakan, komite akreditasi nasional, menjadi impian IPB untuk mewujudkan INACC.

"Seperti harapan dari KAN, IPBCC dapat menjadi embrio terciptanya INACC," katanya.

Ence menambahkan, dengan dukungan I-MHERE, IPBCC telah meningkatkan koleksi biakan tervalidasinya ribuan kode akses biakan dan meningkatkan metode penyimpanan biakan dari metode konvensional yang masa simpannya pendek menjadi penyimpanan simpanan lama dan stabil.



referensi :

Antara News 

Green Tv

Monday, June 24, 2013

Tata Cara Pemungutan Pajak dan Sistem Pemungutan Pajak

Kali ini daeng akan share tentang tata cara pemungutan pajak dan sistem pemungutan Pajak, kenapa pajak ini sangat penting, karena seperti yang sebelumnya daeng ungkapkan di artikel sebelumnya, pajak ini nantinya akan digunakan pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan untunk kepentingan masyarakat.

oke langsung saja kita bahas mengenai 

1. Tata Cara Pemungutan Pajak

untuk tata cara pemungutan pajak sendiri itu ada tiga

- Stelsel Nyata/Riil
 Yaitu pengenaan  pajak didasarkan pada (objek penghasilan nyata) sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak,yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui Kelebihan : pajak dikenakan lebih realistis, Kelemahan : pajak baru dikenakan pada akhir periode

- Stelsel Anggapan
Pengenalan pajak didasarkan pada suatau anggapan yang diatur oleh undang-undang. Kelebihan : pajak dapat dibayar selama tahun berjalan,tan[a harus menunggu sampai akhir tahun. Kelemahan : pajak dibayarkan tidak berdasarkan keadaan sesungguhnya.

- Stelsel Campuran
Pada awla tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan,kemudian pada akhir tahun pembayaran didasarkan dan disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.





2. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assesment system
Suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah/fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak

ciri-ciri :
a.wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus
b.wajib pajak bersifat pasif
c.Utang pajak yang timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus


b. Self Assesment System 
suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang pada wajib pajak untuk menentukan sendiri besar pajak yang terutang.

ciri-ciri :
wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada wajib pajak sendiri, wajib pajak aktif, mulai menghitung,menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang, fiskus hanya mengawasi dan tidak campur tangan.

c With Holding System
adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga, bukan foskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untung menentukan besarnya pajak terutang oleh wajib pajak.

ciri-ciri :
wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga


lebih lengkap dapat dilihat mengenai cara pembayarannya di website direktorat jenderal pajak Indonesia

terima kasih,.......

hari gini nggak bayar pajak, apa kata dunia ??

Wednesday, June 19, 2013

Fungsi Pajak,Teori yang mendasari, dan Hukum Pajak (Function of tax, Theory and Law of Tax)

- Fungsi Pajak terdiri atas dua yaitu :

A. Fungsi Budgetair 
yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluarannya, dalam kebijakannya untuk terciptanya kepentingan dan kesejahteraan nasional

B. Fungsi Regulator
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi



- Teori yang mendasari pemungutan pajak 
1. Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan hak-haknya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut

2. Teori Kepentingan 

Pembagian beban pajak kepada rakyatnya didsarkan pada kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar.

3. Teori Daya Pikul 
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan yaitu :

-*pendekatan Objektif,dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
*pendekatan subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil yang hharus dipenuhi.

4. Teori Bakti
Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya, sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pebayaran pajak adalah suatu kewajiban.

5. Teori Asas Daya Beli
Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak.makudnya memungut pajak berarti menarik daya beli rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjuntnya negara akan menyalurkan kembali kemasyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan..


Hukum Pajak

Ada dua macam hukm pajak :

1. Hukum pajak Materiil
mengandung norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan,perbuatan,peristiwa,] hukum yang dikenai pajak (objek Pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek Pajak), berapa besar pajak yang dikenakan (tariff Pajak), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak, contoh : undang-undang pajak penghasilan.

2. Hukum Pajka Formil
memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum pajak materil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materiil).


NB : Leave comment yah, untuk penyempurnaan blognya

Sejarah Dan Defenisi Pajak (History and Definition Of Tax)

Dalam Negara Demokrasi, pajak dibayar penduduk ats perseyujuannya sendiri melelui lembaga perwakilan guna membiayai pengeluaran pemerintah,demi kesejahteraan rakyat. Awalnya ini dianggap merugikan, dapat diperhatikan pada awalnya negara yang masih menganut absolut monarki, Raja Lodwijk XIV (1638-1715), pembayaran pajak mengalami mandi keringat oleh para pemberi pajak, sedangkan penguasa mandi kemewahan. Oleh sebab itu pajak pajak sebagai suatu beban menjadi pro dan kontra, yang pro adalah mereka kaum penguasa dan bangsawan, sedangkan yang kontra adalah rakyat pemikul beban.

Pajak sebagai spesies dari genus pungutan telah ada sejak Zaman Romawi 509-27 SM,dikenal dengan nama Censor, Questor. Sesudah abad ke-2 Penguasa Roma mengandalkan penghasilan negara lewat pajak tidak langsung, yaitu pungutan atas penggunaan pelabuhan.Di  Mesir saat pembangunan piramida,yang semula pengabdian sukarela menjadi paksaan baik uang,harta, benda dan tenaga. Sementara itu di Spanyol abad ke XIV dikenal Alcabala, salah satu bentuk pajak penjualan. Di Indonesia berbagai pungutan baik dalam bentuk tenaga kerja/Natura,uang,upeti telah ada sejak lama, beban semakin bertambah dengan adanya VOC 1602,kultur stelsel 1830-1870,Raffles dg Landrent dan pajak Rumah.

Salah satu bukti Indonesia ada pajak sejak semula ditemukannya prasasti di desa bojonegoro jatom 1992 (pembebasan pajak arga desa adan-adan karena telah berjasa terhadap Raja Majapahit pertama Kartarajasa Jayawardhana tahun 1311.

Pajak : Tax (inggris), import contribution,tax,droit (prancis),Steuer,abagade,gebuhr (jerman),tributo,Gravamen, tasa (spanyol), belasting (belanda).

Pajak menurut beberapa ahli 

1. Prof. Dr. Rachmat Soemitro, SH
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

2. Drs. R Agus Somawirata
Pajak adalah iuran yang ditentukan secara sepihak oleh penguasa dan pihak lain diimbangi dengan jasa istimewa untuk membayar pengeluaran negara, pemungutannya digunakan untuk kepentingan umum.

3.Prof. PJA Adriani (Guru Besar Universitas Indonesia)
Pajak adalah iuran pada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurtu peraturan-peraturan dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjukkan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas pemerintah.




leave comment yah....

Wednesday, March 13, 2013

Teori Serial endosimbiosis Evolusi eukariotik

kali ini kita akan bahas sejarah teori endosimbiosis,dari prokariot ke eukariot, dari aerob ke anaerob dan dari tidak berkloroplas dan mitokondria, sampai akhirnya terbentuk sel dengan kloroplas dan mitokondria ......

Transisi dan evolusi antara eukariot,sel dengan inti dan prokariot, menurut beberapa ahli menjadi perubahan  paling mendalam dalam sejarah evolusi,asal-usul dari sel eukariot yang menurut beberapa ahli berasal dari aktvitas endosymbiosis, yang mena dalam teori ini menjelaskan fenomena adanya  organisme yang hidup dalam satu komponen organisme saling melengkapi satu sama lain beberapa orang lebih mengenal dengan istilah hipotesis endosymbiosis, hipotesis ini menyebutkan bahwa sel eukariotuk berasal dari perkembangan sel prokariotik
Hal ini didasarkan pada kenyataan struktur dari sel eukariotik :
-          Merupakan membrane rangkap,terdiri dari membrane luar dan membrane dalam
-          Membrane luar nucleus memiliki hubungan secara langsung dengan membrane sel reticulum endoplasma.Hubungan ini merupakan sisa-sisamembran plasma yang melekuk ke dalam






Gagasan bahwa  pada dasarnya sel eukariotik sebenarnya merupakan koloni mikroba pertama kali diusulkan pada tahun 1920 oleh ahli biologi Amerika Ivan Wallin (Fausto-Sterling 1993). Pencetus versi modern SET adalah biologi Lynn Margulis. Pada tahun 1981,Margulius dengan edisi pertama yang berjudul simbiosis eolution, dimana awala gagasanya menyatakan bahwa sel eukariotik berinterkasi,bergabung dalam urutan tertentu. Nenek moyang dahulunya mendapatkan organel tersebut dari dalam sel inangnya baik yang menjadi mangsanya maupun parasite internal,selanjutnya hubungan itu berkembang menjadi hubungan saling menguntungkan bagi kedua organisme,saling bergantung dan akhirnya berevolusi.


Dalil bahwa nenek moyang mitokondria yang hidup bebas , seperti halnya Daptobacter dan Bdellovibrio, yang mengembangkan kemampuan untuk secara efisien bernafasdengan memanfaatkan  oksigen (Margulis dan Sagan 1987).

Itu dapat dibuktikan dengan adanya struktur dari mitokondria :

-          Mitokondria memilik dua membrane yaitu membrane luar dan membrane dalam.membran luar diduga membrane sel inang yang melekuk kedalam, ketika menelan sel bakteri aerob,sedangkan membrane dalam diduga merupakn membrane bakteri aerob
-          Bukti selanjutnya yiatu bahkan sampai saat ini ada bakteri aerob yang memilikimesosom sebagai penghasil energy, diduga sel prokariot anaerob mirip dengan bakteri aerob tersebut
-          Didalam mitokondria terdapat DNA yang mengontrol pembuatan polipeptida yang berbeda dengan DNA Inang, diduga mirip dengan DNA prokariot
-          Polipeptida yang dihasilkan didalam mitokondria digunakan sendiri oleh mitokondria tersebut, polipeptida ini berbeda dengan polipeptida sel inang
-          Mitokondria mampu membelah diri seperti bakteri sehingga jumlahnya dapat bertambah banyak
 Sedangakan nenek moyang kloroplas hari ini adalah cyanobacteria, yang awalnya organisme fotosintetik independen. Selain itu, silia whiplike yang umum pada eukariota tetapi tidak ditemukan pada prokariota yang diperkirakan berasal dari kelompok lain masih hidup bebas . Menurut SET, sel host asli prokariotik adalah archaebacterium, mirip dengan Thermoplasma yang ditemukan hari ini, yang dapat menahan suhu tinggi dan kondisi asam (Margulis dan Sagan 1987). Ini adalah sel inang tidak berfotosintesis  dan mampu secara efektif menggunakan oksigen.

Hipotesis untuk pemebntukan kloroplas ini sendiri dpada dasarnya dikemukakan berdasarkan bahwa :
-          Kloroplas meiliki membrane ganda dan membrane luarnya mrip dengan struktur membrane sel
-          Ada bakteri fotosintetik yang memliki membrane fotosintetik mirip dengan tilakoid pada kloroplas
-          Didalam kloroplas terdapat DNA yang juga dijumpai pada bakteri fotosintetik.DNA kloroplas memiliki fungsi versi tersendiri tidak dipengaruhi dNA nucleus sel inang.
-          Kloroplas dapat bertambah banyak melalui pembelahan seperti halnya bakteri


 Sepanjang tulisannya, Margulis menyatakan simbiosis yang merupakan kekuatan pendorong utama di balik evolusi. Menurutnya, kerja sama, interaksi, dan saling ketergantungan di antara bentuk kehidupan diperbolehkan untuk dominasi global yang akhirnya hidup. Akibatnya, gagasan evolusi Darwin sebagai "survival of the fittest," adalah sebuah kompetisi yang terus-menerus antara individu dan spesies, dinilai tidak lengkap. Menurut Margulis dan Sagan (1986), "Hidup tidak mengambil alih dunia dengan pertempuran, tetapi oleh jaringan." Daripada fokus semata-mata pada penghapusan pesaing, pandangan Margulis lebih mengutamakan simbiosis


 Penemuan awal yang penting dalam mendukung SET terjadi di laboratorium Kwang W. Jeon, seorang ahli biologi University of Tennessee. Jeon menyaksikan pembentukan simbiosis amuba-bakteri simbion bakteri yang baru menjadi terintegrasi dalam host amuba (Jeon 1991). Pada tahun 1966, saat pertama kali terinfeksi bakteri amuba, mereka mengaplikasikannya untuk host ataupun bahan percobaan mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa amuba terinfeksi selamat dan menjadi tergantung pada endosymbion. Jeon membuktikan integrasi  ini dengan melakukan transplantasi inti antara amuba terinfeksi dan amuba netral . Jika dibiarkan saja, para amuba hybrid meninggal dalam hitungan hari. Namun jika ia merupakan bentukan hibrida ini dengan simbiosis, amuba pulih dan hidup serta kembali berkembang (Margulis dan Sagan 1987). Penemuan ini berfungsi untuk menunjukkan mekanisme utama pembentukan el baru yang terbentuk melauli system endosimbiosis(Jeon 1991).

 Meskipun beberapa ide Margulius 'tetap kontroversial, ada banyak bukti yang mendukungnya. Bukti ini berfungsi untuk mempertahankan gagasan asal endosymbiotic mitokondria dan kloroplas. Pengakuan bahwa kloroplas mitokondria dan bisa muncul hanya dari yang sudah ada sebelumnya. Para ilmuwan menemukan bahwa mitokondria dan kloroplas tidak dapat dibentuk dalam sel yang tidak memiliki struktur mereka karena kode dan struktur yang berbeda . Juga, baik mitokondria dan kloroplas memiliki set mereka sendiri ,gen yang lebih mirip dengan prokariota daripada eukariota. Mereka berdua mengandung molekul DNA melingkar, seperti yang ditemukan di prokariota. Akhirnya, baik mitokondria dan kloroplas memiliki sendiri protein-sintesis mesin.
Aspek paling diterima dan paling dipertanyakan dari SET adalah hipotesis undulipodia eukariotik berasal dari bakteri spirochete (Margulis 1993). Istilah "undulipodia" digunakan untuk menggambarkan motilitas organel eukariotik, flagela dan silia. Undulipodia terdiri dari mikrotubulus dalam konfigurasi tertentu. Mikrotubulus yang terdiri dari protein yang terkait erat beberapa disebut Tubulin. Struktur ini jauh lebih besar dan lebih kompleks daripada flagela bakteri, yang terbuat dari protein flagellin. SET ini mendalilkan bahwa undulipodia mungkin berasal dari bakteri melalui simbiosis motilitas (Bermudes, Margulis, dan Tzertzinis 1987). Ide ini disebut sebagai hipotesis eksogen. Rincian argumen yang kompleks, tetapi pendukung titik SET untuk beberapa baris bukti. Argumen mereka menekankan biologi organel sendiri, distribusi mereka, dan terjadinya struktur terkait dan analog. Para penentang pandangan ini, pendukung hipotesis endogen, menunjukkan bahwa undulipodia berasal internal sebagai perpanjangan mikrotubulus digunakan dalam mitosis. Hipotesis ini juga disebut sebagai filiasi langsung, yang merupakan pandangan nonsimbiotik evolusi yang menekankan peran berbagai jenis mutasi pada pemisahan evolusi sel eukariotik dari sel prokariotik.



Kontroversi utama antara hipotesis endogen dan eksogen untuk asal undulipodia bersandar pada soal kronologi. Para pendukung klaim hipotesis endogen mengklaim mikrotubulus mendahului asal undulipodia, yang akhirnya muncul bentukan endogen. Sebaliknya, negara-negara hipotesis eksogen yang simbiosis motilitas memunculkan sel dengan undulipodia, dan akuisisi ini kemudian menyebabkan struktur internal yang terlibat dalam mitosis (Bermudes, Margulis, dan Tzertzinis1987). Meskipun asal simbiosis undulipodia adalah mendapatkan dukungan, kontroversi masih harus diselesaikan. Menurut Bermudes dan Margulis (1985), terdapat bukti yang cukup untuk membuktikan baik filiasi langsung atau hipotesis simbiosis untuk asal undulipodia.

 Untuk memahami implikasi teori  klasifikasi dari semua bentuk kehidupan, ringkasan singkat dari penafsiran saat peristiwa endosymbiotic diperlukan. Menurut teori ini, eukariota berkembang ketika sel-sel archaea dan eubacterial bergabung dalam simbiosis anaerobik. Sel archaea disediakan sitoplasma sel sedangkan eubacterial (spirochete a) diperbolehkan untuk mobilitas dan, pada akhirnya, mitosis…

 Meskipun inti adalah karakteristik yang mendefinisikan sel eukariotik, asal usul organel ini dan simbiosisnya  tidak pasti,. Margulis cenderung mendukung proses yang melibatkan kombinasi filiasi langsung dan simbiosis sebagai sumber dari sel berinti. Dia percaya bahwa beberapa sel prokariotik berevolusi inti primitif melalui filiasi langsung tetapi tetap prokariotik. Lainnya berevolusi struktur yang sama tetapi juga diperoleh gen simbiosis  dan akibatnya menjadi eukariota (Margulis 1993).


 Sebuah makalah tahun 1996 oleh Golding dan Gupta , sengketa pandangan tradisional tentang asal-usul inti dan menyarankan alternatif yang disebut model chimeric. Istilah "chimeric" merujuk pada suatu organisme yang mengandung jaringan dari setidaknya dua orang tua yang berbeda secara genetik. Model chimeric mengusulkan bahwa sel eukariotik pertama muncul sebagai hasil dari peristiwa fusi yang tidak biasa antara eubacterium Gram-negatif (host) tanpa dinding sel dan archaebacterium (Simbion) di mana kedua orang tua membuat kontribusi besar untuk genom nuklir sel. Inti muncul sebagai hasil lipat di membran inang sekitar sel ditelan. Model chimeric didasarkan pada bukti genetik dan biokimia. Salah satu bukti genetik yang mendukung model adalah fakta bahwa sel-sel prokariotik yang homogenomic (memiliki materi genetik dari salah satu orang tua saja), sedangkan sel eukariotik yang heterogenomic (memiliki materi genetik dari lebih dari satu orang tua). Bukti biokimia dalam mendukung model chimeric melibatkan filogenetik, atau evolusi, analisis data sekuens dari protein. Analisis ini menunjukkan hubungan erat antara bakteri Gram-negatif dan eukariota di satu sisi dan Gram-positif bakteri dan archaebacteria di sisi lain (Golding dan Gupta 1996). Data protein bahkan lebih urutan menyarankan hubungan antara eukariota dan archaebacteria. Data ini menunjukkan bahwa hubungan simbiosis antara bakteri Gram-negatif dan archaebacteria sebagai nenek moyang dari sel eukariotik layak. Secara keseluruhan, data sekuens mendukung model chimeric.

 Penelitian  Martin dan Müller (1998) ke asal mitokondria telah menyebabkan teori baru yang disebut endosimbiosis Pada gambar saat asal dari sel eukariotik "hipotesis hidrogen.", Mitokondria adalah "kecelakaan beruntung" (Vogel 1998). Sel inang leluhur hanya menelan nenek moyang mitokondria, tidak sepenuhnya menelan itu, dan sebuah sel bahkan lebih sukses menghasilkan. Menurut hipotesis hidrogen, bagaimanapun, sel eukariotik pertama tidak terbentuk hanya secara kebetulan. Sebaliknya, itu adalah hasil dari kesatuan tujuan antara sel inang archaebacterial, sinkronisasi yang akhirnya menghasilkan  metana, dan simbion mitokondria masa depan yang membuat hidrogen dan karbon dioksida sebagai produk limbah dari metabolisme anaerobik. Dengan demikian, meskipun Simbion itu mungkin mampube respirasi aerobik, simbiosis dimulai dari hasil dari produk metabolisme anaerobik. Ketergantungan tuan rumah pada hidrogen diproduksi oleh simbion tersebut diidentifikasi sebagai prinsip selektif yang mengkonsolidasi nenek moyang sel eukariotik (Martin Müller dan 1998).

 Hipotesis hidrogen memiliki beberapa implikasi penting yang bertentangan dengan pandangan saat ini hubungan antara eukariota dan archaebacteria. Dalam pandangan saat ini, eukariota bercabang dari sejak lama dari archaebacteria sebelum archaebacteria telah dibagi menjadi  kelompok. Hipotesis hidrogen menyiratkan bahwa eukariota pertama muncul,kemudian pada gambar mekanismeevolusi, yang menggambarkan kaitan erat terhadap archabacteria.

 Penjelasan lain baru-baru ini tentang asal-usul eukariota yang disebut "hipotesis syntrophic" disajikan oleh García López dan Moreira (1998). Meskipun mereka secara independen mengusulkan, hipotesis syntrophic bersifat komplementer dalam beberapa aspek dengan hipotesis hidrogen. Kedua hipotesis setuju saran dari metabolisme anaerobik untuk asal simbiosis mitokondria. Mereka juga sangat mirip dalam beberapa rincian metabolisme simbiosis dan fitur molekul archaea (López-Garcia dan Moreira 1998). Perbedaan utama antara dua hipotesis adalah sifat kemitraan bakteri asli. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, dalam hipotesis hidrogen, simbiosis asli diperkirakan terjadi antara archaebacterium metanogen dan nenek moyang eubacterial ke mitokondria. Dalam hipotesis syntrophic, simbiosis aslinya dipahami telah terjadi antara archaebacterium metanogen dan sulfat-respiring leluhur delta-proteobacterium. Yang pertama memberikan materi genetik pusat dan metabolisme asam nukleat sedangkan yang kedua diberikan karakteristik yang paling metabolik (López-Garcia dan Moreira 1998). Mitokondria diperkirakan berasal dari acara, kemudian simbiosis independen. Seperti dengan hipotesis hidrogen, analisis sekuensing genetik lanjut diperlukan dalam rangka untuk klaim hipotesis syntrophic harus ditegakkan.

Hampir tiga puluh tahun sejak Lynn Margulis pertama kali diterbitkan sebuah buku tentang asal-usul sel eukariotik. Sejak saat itu, biologi telah mengalami perubahan yang luar biasa. Perubahan yang paling terlihat adalah akumulasi ekstensif data sekuens untuk kedua asam nukleat dan protein. Pengumpulan data baru niscaya akan mengakibatkan revisi terus menerus dari teori endosimbiosis serial asal dari sel eukariotik. Meskipun ketidakpastian masa depan, fondasi penting telah diletakkan. Simbiosis kini diterima oleh komunitas ilmiah sebagai faktor penting dalam menghasilkan perubahan evolusioner. Langkah berikutnya termasuk pengembangan metode yang lebih rumit untuk menafsirkan data sekuens genetik dan molekuler dan usaha dari segar melihat catatan fosil.
 

Posted By : Muhammad Rezki Rasyak

Sejarah Kronologi Tanjung Priok (Makalah)

BAB I : PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

         Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Dengan demikian Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) sebagai tonggak lahirnya Orde Baru. Usaha melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen menjadi tujuan utama pembentukan pemerintahan Orde Baru. Namun, kehati-hatian pemerintah Orde Baru terhadap bahaya komunis menyebabkan peran negara sangat besar dan mendominasi kehidupan masyarakat. Akibatnya terjadi beberapa tragedi memilukan , yang menelan korban jiwa. Salah satunya adalah Tragedi Tanjung Priok 1984.



B.   Tujuan

         Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan kronologi Tragedi Tanjung Priok 1984.



BAB II : PEMBAHASAN

Seperti semua tragedi lain yang tetap menyisakan air mata. Tanggal 12 September 1984 akan dikenang sebagai hari yang kelam dalam perjalanan bangsa Indonesia. Tragedi Tanjung Priok yang telah menimbulkan pertumpahan darah, jiwa yang melayang.

Tanjung Priok, Sabtu, 8 September 1984
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) yang salah satunya dikenal beragama Katholik, Sersan Satu Hermanu, tanpa membuka sepatu, memasuki mushala As-Sa’adah di gang IV Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka menyiram pengumuman yang tertempel di tembok mushala dengan air got/comberan bahkan ada yang menyebutkan Sersan Satu Hermanu juga menginjak Al-Qur’an . Tindakan Sersan Hermanu sangat menyinggung perasaan ummat Islam. Padahal pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja Islam (masjid) di Jalan Sindang.

Tanjung Priok, Ahad, 9 September 1984
Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-Sa’adah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaian kepada jamaah kaum muslimin.

Tanjung Priok, Senin, 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Sa’adah berpapasan dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori mushala mereka. Terjadilah pertengkaran mulut yang akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul Makmur yang kebetulan lewat. Usul mereka supaya semua pihak minta penengahan ketua RW, diterima. Sementara usaha penengahan sedang berlangsung, orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan permasalahan itu, membakar sepeda motor petugas Koramil itu. Kodim, yang diminta bantuan oleh Koramil, mengirim sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan. Ikut tertangkap 4 orang jamaah, di antaranya termasuk Ketua Mushala as-Sa’adah.

Tanjung Priok, Selasa, 11 September 1984
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh Kodim, yang diyakininya tidak bersalah. Peran Amir Biki ini tidak perlu mengherankan, karena sebagai salah seorang pimpinan Posko 66, dialah orang yang dipercaya semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat. Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia.

Tanjung Priok, Rabu, 12 September 1984
Dalam suasana tantangan yang demikian, acara pengajian remaja Islam di Jalan Sindang Raya, yang sudah direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-Sa’adah, terus berlangsung juga. Penceramahnya tidak termasuk Amir Biki, yang memang bukan mubalig dan memang tidak pernah mau naik mimbar. Akan tetapi, dengan latar belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya, jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan memberi petunjuk. Pada kesempatan pidato itu, Amir Biki berkata antara lain, “Mari kita buktikan solidaritas islamiyah. Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim. Mereka tidak bersalah. Kita protes pekerjaan oknum-oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu. Kita berhak membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko. Kalau mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya.” Selanjutnya, Amir Biki berkata, “Kita tidak boleh merusak apa pun! Kalau ada yang merusak di tengah-tengah perjalanan, berarti itu bukan golongan kita (yang dimaksud bukan dan jamaah kita).” Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua: sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim.
Setelah sampai di depan Polres, kira-kira 200 meter jaraknya, di situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di tangan. Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu, terdengar militer itu berteriak, “Mundur-mundur!” Teriakan “mundur-mundur” itu disambut oleh jamaah dengan pekik, “Allahu Akbar! Allahu Akbar!” Saat itu militer mundur dua langkah, lalu memuntahkan senjata-senjata otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada di hadapan mereka, selama kurang lebih tiga puluh menit. Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit histeris; beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada. Malahan ada anggota militer yang berteriak, “Bangsat! Pelurunya habis. Anjing-anjing ini masih banyak!” Lebih sadis lagi, mereka yang belum mati ditendang-tendang dan kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati.
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang penuh dengan pasukan. Dari atas mobil truk besar itu dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi di pinggir-pinggir jalan. Lebih mengerikan lagi, truk besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang tiarap di jalan raya, melindas mereka yang sudah tertembak atau yang belum tertembak, tetapi belum sempat menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk tersebut. Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk digilas mobil truk besar terdengar jelas oleh para jamaah umat Islam yang tiarap di got-got/selokan-selokan di sisi jalan.
Setelah itu, truk-truk besar itu berhenti dan turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk, bagaikan melempar karung goni saja. Dua buah mobil truk besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni.
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat jamaah pengajian itu pergi, tidak lama kemudian datanglah mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang bertugas menyiram dan membersihkan darah-darah di jalan raya dan di sisinya, sampai bersih.
Sementara itu, rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin langsung oleh Amir Biki. Kira-kira jarak 15 meter dari kantor Kodim, jamaah pengajian dihadang oleh militer untuk tidak meneruskan perjalanan, dan yang boleh meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah pengajian itu, di antaranya Amir Biki. Begitu jaraknya kira-kira 7 meter dari kantor Kodim, 3 orang pimpinan jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya. Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur menggelepar-gelepar. Melihat kejadian itu, jamaah pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk, menjadi panik dan mereka berdiri mau melarikan diri, tetapi disambut oleh tembakan peluru otomatis. Puluhan orang jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid. Kemudian, mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang beroda 10, kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya, yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto. Sesampainya di rumah sakit, mayat-mayat itu langsung dibawa ke kamar mayat.
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila PanglimaABRI/Panglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya, apalagi pihak Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian sedini dan seawal mungkin.
Pemerintah dalam laporan resminya yang diwakili Panglima ABRI, Jenderal L. B. Moerdani, menyebutkan bahwa korban tewas ‘hanya’ 18 orang dan luka-luka 53 orang. Namun dari hasil investigasi tim pencari fakta, SONTAK (SOlidaritas Nasional untuk peristiwa TAnjung prioK), diperkirakan sekitar 400 orang tewas, belum terhirung yang luka-luka dan cacat. Sampai dua tahun setelah peristiwa pembantaian itu, suasana Tanjung Priok begitu mencekam. Siapapun yang menanyakan peristiwa 12 September, menanyakan anak atau kerabatnya yang hilang, akan berurusan dengan aparat.
Sebenarnya sejak beberapa bulan sebelum tragedi, suasana Tanjung Priok memang terasa panas. Tokoh-tokoh Islam menduga keras bahwa suasana panas itu memang sengaja direkayasa oleh oknum-oknum tertentu dipemerintahan yang memusuhi Islam. Terlebih lagi bila melihat yang menjadi Panglima ABRI saat itu, Jenderal Leonardus Benny Moerdani, adalah seorang Katholik yang sudah dikenal permusuhannya terhadap Islam. Suasana rekayasa ini terutama sekali dirasakan oleh ulama-ulama di luar tanjung Priok. Sebab, di kawasan lain kota Jakarta sensor bagi para mubaligh sangat ketat. Adanya rekayasa dan provokasi untuk memancing ummat Islam dapat diketahui dari beberapa peristiwa lain sebelum itu, misalnya dari pembangunan bioskop Tugu yang banyak memutar film maksiat diseberang Masjid Al-Hidayah. Tokoh senior seperti M. Natsir dan Syafrudin Prawiranegara sebenarnya telah melarang ulama untuk datang ke Tanjung Priok agar tidak masuk ke dalam perangkap. Namun seruan ini rupanya tidak sampai kepada para mubaligh Priok. Dari cerita Syarifin Maloko, ketua SONTAK dan mubaligh yang terlibat langsung peristiwa 12 September, ia baru mendengar adanya larangan tersebut setelah berada di dalam penjara. Rekayasa dan pancingan ini tujuannya tak lain untuk memojokkan Islam dan ummatnya di Indonesia.


BAB III : PENUTUP

A.  Kesimpulan

Seperti semua tragedi lain yang tetap menyisakan air mata. Tanggal 12 September 1984 akan dikenang sebagai hari yang kelam dalam perjalanan bangsa Indonesia. Tragedi Tanjung Priok yang telah menimbulkan pertumpahan darah, jiwa yang melayang.
Pemerintah dalam laporan resminya yang diwakili Panglima ABRI, Jenderal L. B. Moerdani, menyebutkan bahwa korban tewas ‘hanya’ 18 orang dan luka-luka 53 orang. Namun dari hasil investigasi tim pencari fakta, SONTAK (SOlidaritas Nasional untuk peristiwa TAnjung prioK), diperkirakan sekitar 400 orang tewas, belum terhirung yang luka-luka dan cacat. Tokoh-tokoh Islam menduga keras bahwa suasana panas itu memang sengaja direkayasa oleh oknum-oknum tertentu dipemerintahan yang memusuhi Islam.

B.   Saran

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kita harus menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 secara murni, karena dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia itu sendiri. Salah satunya adalah saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Hal ini penting, agar tidak timbul konflik-konflik yang dapat berujung pada kejadian yang menelan korban jiwa, apalagi kalau korban adalah orang yang tidak bersalah.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Tanjung Priok Berdarah, Tanggungjawab Siapa: Kumpulan Fakta dan Data, Yogyakarta: Gema Insani Press via


www.ummah.net


Posted By : Muhammad Rezki Rasyak

leave commentnya yah....